Pasangan mata uang AUDUSD melemah menuju ke nilai tukar di lingkungan 0,7438 saat sesi Asia hari Rabu (23/12). Dengan pelemahan mata uang Dolar Australia beberapa jam terakhir telah membuat pasangan kehilangan bias bullish sebelumnya. Sementara itu pelemahan baru-baru ini diakibatkan oleh adanya gelombang risk off yang mendominasi.
Penghindaran Risiko Mendominasi
Para pelaku pasar dan investor langsung melakukan penjualan terhadap aset berisiko dan membuat AUDUSD melemah setelah ada berita dari AS dan Inggris. Pertama dari AS Kantor Keamanan Dalam Negeri merilis peringatan penggunaan data yang ada kaitannya dengan perusahaan China. Hal ini membuat hubungan antara AS dan China berpeluang kembali panas.
Dari masalah lain, Presiden Trump memberikan komentar terbaru. Pasca komentar itu pasar global menjadi ragu atas dana bantuan AS yang telah diambil voting kemarin. Trump mengatakan bahwa RUU pengeluaran bersama itu mempunyai bagian yang tidak penting. Dia juga meminta agar Kongres melakukan perubahan pada RUU yang sudah diloloskan.
Berpindah ke Inggris yang juga berkontribusi membawa AUDUSD melemah. Negara itu itu dikatakan dalam diskusi kebijakan pembatasan yang jauh lebih ketat lagi. Padahal sebelumnya Inggris sudah memberlakukan lockdown nasional empat lapis. Berita itu bergabung dengan kekhawatiran terhadap kesepakatan Brexit yang semakin dekat dengan hard Brexit. Sehingga nada risk off tampak sangat kuat beberapa waktu terakhir.
Bersama dengan penurunan permintaan Dolar Australia, beberapa aset berisiko juga dalam bias bearish. Kontrak berjangka S&P 500 kehilangan sampa 0,30% di sesi Asia. Sementara itu arah pergerakan selanjutnya dari AUDUSD mungkin akan fokus ke beberapa data ekonomi AS nanti malam. AS akan merilis data pesanan barang tahan lama, sentimen konsumen Michigan dan juga klaim pengangguran dalam sepekan. Arah risiko juga akan menjadi kunci utama.