Saat sesi Asia masih berlangsung di hari Jumat ini (26/2) pasangan USDJPY hari ini terpantau bergerak dalam kisaran sempit antara 106,13 sampai 106,43. Aksi ini menyusul beberapa acara utama yang berlangsung dan juga langkah terbaru di sekitar Wall Street.
Di sesi Asia hari ini memang sempat terjadi aksi kenaikan pada greenback. Salah satu katalis yang membantu aksi kenaikan itu adalah posisi terbaru dari yield Treasury. Kurva tersebut mengalami kenaikan yang sangat tinggi, walaupun kemarin The Fed memberikan pidato yang suram dan dovish.
Kenaikan imbal hasil obligasi disebabkan oleh pasokan yang tersedia sangat besar sekali dan adanya harapan kenaikan tingkat inflasi. Ahli analisa Westpac mengatakan bahwa kenaikan yield Treasury dipimpin oleh laporan buruk pada lelang surat berharga 7 tahun. Selain itu harapan kenaikan suku bunga juga membuatnya melonjak.
Saat ini yield Treasury dalam 2 tahun mengalami kenaikan 6 bps menuju ke 0,19%. Sementara itu dalam tenor 5 tahun berada di puncak Maret 2020 pada 0,75%. Kemudian dalam tenor 10 tahun mengalami penurunan dari 1,61% ke 1,54%. Semua pergerakan ini telah memicu aksi di sekitar USDJPY hari ini.
Pasar Saham Turut Bergejolak
Pergerakan nilai tukar USDJPY juga sangat dipengaruhi oleh aksi terbaru dari pasar saham AS atau Wall Street. Pasalnya pasar saham AS telah mengalami penurunan dalam masa lelang. Pada awalnya dimulai dari Nasdaq yang anjlok bersama saham teknologi. Kemudian disusul oleh JIA bersama S&P yang berada pada kondisi memerah. Ini bisa memicu aksi terbaru USDJPY hari ini dalam penurunan.
Namun aksi penurunan akan tetap terbatas di tengah kenaikan permintaan mata uang Dolar AS. Para pelaku pasar dan investor kembali mengincar Dolar AS ketiak ada keyakinan dimana The Fed mulai melangsungkan pengurangan atau tapering yang lebih cepat.