Mata uang Dolar Australia hari ini tampak gagal mengalami pergerakan yang jelas melawan Yen Jepang. Pasangan hanya bertahan di sekitar nilai tukar 80,35 saat sesi Asia di hari Rabu (27/1). Padahal sebelumnya Dolar Australia mengalami kenaikan yang sangat signifikan sampai menuju ke puncak tertinggi dalam pekan pada 80,44.
Awalnya para pembeli datang setelah rilis data mengenai indeks harga konsumen Australia yang menggembirakan pada Q4 2020. Namun nada pembelian Dolar Australia hari ini runtuh akibat data keyakinan bisnis yang lebih lemah. Pada akhirnya beberapa kenaikan sebelumnya harus dihapuskan.
Data inflasi konsumen yang digambarkan dalam IHK mengalami kenaikan sampai ke 0,9% lebih tinggi dari harapan awal yang hanya di 0,7% dalam kuartal ke kuartal. Data dalam periode tahunan juga mampu naik. Ini menjadi pertanda bahwa daya beli warga Australia telah mampu mendorong inflasi konsumen menjadi lebih baik.
Sementara itu data mengenai kepercayaan bisnis NAB dilaporkan anjlok menuju -13 dari sebelumnya pada 4. Kemudian kondisi bisnis naik menuju 14 dari laporan sebelumnya di 7. Sebelumnya Westpac juga merilis data indeks utama dengan hasil menuju -0,12% dari sebelumnya pada -0,7%. Hasil ini berkontribusi membawa Dolar Australia hari ini menjadi lebih rendah.
Beban Masalah Global
Beban lain yang harus ditanggung oleh Dolar Australia adalah ketidakpastian dana stimulus yang direncanakan oleh Biden sebelumnya. Konflik yang berkelanjutan antara AS dan China juga memicu aksi penjualan Dolar Australia. Sehingga pembeli Yen Jepang masuk dan membawa AUDJPY jadi lebih rendah.
Untuk arah pergerakan berikutnya, pasar global tampak akan lebih fokus ke dinamika sentimen risiko. Karena hampir tidak ada katalis data untuk beberapa jam ke depan. Namun nanti malam The Fed akan melangsungkan pertemuan pertama di 2021 dan menjadi perhatian.