DXY sebelumnya mengalami penurunan, kemudia berbalik arah naik keposisi tertinggi dalam satu pekan di posisi 93.59, mengejar informasi kebijakan FOMC yang menjadi sorotan di pasar.
Greenback menjaga penguatan melawan beberapa mata uang utama sampai session Eropa 17/9, tapi DXY masih tertekan ke posisi 93.23. Aktor pasar terus meneliti hasil FOMC.
Sedangkan telah FOMC memutuskan tidak untuk mengganti suku bunga atau kebijakan moneter yang lain sudah direncanakannya.
Mereka memperjelas jika kebijakan moneter tetap akan akomodatif untuk periode panjang.
Prediksi ekonomi paling baru memperlihatkan harapan suku bunga sebagai referensi di posisi 0.1% sampai akhir tahun 2023.
Inflasi yang terus berlanjut di bawah sasaran dan dalam target waktu yang lebih lama, Komite akan berusaha untuk meraih inflasi di atas 2% dengan cara moderta untuk beberapa saat.
Target inflasi di atas 2% dalam periode waktu spesifik serta harapan inflasi periode panjang masih 2 %, papar The Fed.
Cukup wajar untuk menjaga tenggang sasaran ini sampai situasi pasar tenaga kerja capai tingkat yang sama dengan penilaian Komite mengenai ketenagakerjaan maximum, serta inflasi telah naik ke 2% dan ada dalam arah balik sebesar 2% dengan cara moderat dalam waktu singkat
Dollar AS Kuat Sesaat
FOMC berhasil memberikan harapan ekonomi sesuai prediksi hanya akan mengalami penguatan sebesar 3.7% tahun 2020.
Hasil yang diraih memang lebih bagus dari jumlah prediksi yang hanya 6.5 % dikeluarkan dalam prediksi ekonomi sebelumnya.
Namun, perkiraan untuk perkembangan tahun 2021 serta 2022 dikoreksi turun masing-masing sebesar 5 % dan 3.5 % bergerak ke 4 % dan 3 %.
USD pernah menurun setelah launching pengakuan FOMC. Tetapi, Greenback berlanjut naik dalam waktu sesaat.
Masalahnya pelaku pasar yang sudah tahu berapa waktu yang akan dibutuhkan suku bunga di posisi terendah, bersamaan mengangkat yield obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor dalam 10-tahunan.
Sedangkan reaksi pasar masih sama pada saat Ketua The Fed Powell memberitahukan serangkaian kebijakan baru pada bulan kemarin, serta yield periode panjang naik.
Berdasar suku bunga yang semakin tinggi dalam tenor kian panjang, hal tersebut menurut beberapa orang masih kesulitan untuk dollar, tegas Mitsuo Imaizumi.