Pasangan mata uang EURJPY hari ini bertahan di sekitar nilai tukar 123,85. Sementara itu selama hari Selasa kemarin, pasangan mencatatkan penurunan yang cukup dalam sampai 0,40%. Nada permintaan pada mata uang safe haven terus meningkat sejak hari Selasa kemarin dan menguntungkan mata uang Yen Jepang.
Terlebih lagi untuk baru-baru ini nada risk off sepertinya masih cukup menguasai pasar global. Ini terlihat dengan saham AS dan Asia yang mencetak penurunan. Ketidakpastian stimulus ekonomi AS dan vaksin membebani sentimen risiko.
Dua hari terakhir sebelum hari Rabu ini, EURJPY sudah mencatatkan penurunan yang terbilang sangat dalam sekali. Pasangan menjauh dari puncak di 125,00 menuju ke terendah di 123,80. Dengan nada penurunan yang terjadi beberapa hari terakhir, telah mampu meruntuhkan adanya pandangan yang bullish. Pasalnya pandangan bullish terlihat ketika pasangan mampu melewati garis tren turun pada puncak 1 dan 10 September lalu.
Kondisi Eropa Sangat Suram
Pendukung EURJPY hari ini turun adalah kondisi fundamental dalam negeri kawasan Eropa yang cukup suram. Pasalnya data inflasi inti Jerman yang menjadi negara ekonomi utama kawasan tersebut jatuh ke level nol. Kondisi yang suram ini pada akhirnya akan memaksa ECB untuk mengambil langkah kebijakan moneter yang lebih longgar lagi.
Salah satu prediksi adalah akan ada dana stimulus ekonomi yang lebih besar untuk beberapa sektor. Memang selama beberapa pekan ini, ekspektasi mengenai pelonggaran kebijakan ECB sangat santer di kalangan investor. Pada ekspektasi terakhir diperkuat dengan hasil inflasi kawasan Eropa yang jauh ke zona negatif.
Kemudian beban pandemi virus Corona yang belum mereda juga membuat EURJPY hari ini terancam jatuh lebih dalam lagi. Lonjakan kasus akan membatasi aktivitas ekonomi di kawasan Eropa. Data mengenai produksi industri zona Eropa mungkin akan menjadi perhatian utama. Kemudian pidato dari ECB Lagarde dan pembuat kebijakan ECB lain juga diperhatikan.