Pergerakan di sekitar pasangan mata uang EURUSD hari ini tampak mengalami kesulitan untuk bullish lebih tinggi. Mata uang Euro sulit mencari minat pembelian untuk memperpanjang bias bullish selama dua pekan tanpa jeda. Salah satu penyebabnya adalah adanya ekspektasi tingkat inflasi Eropa yang lebih rendah dari yang ada di AS.
Sementara itu dari sisi lain swap inflasi 5 tahun 5 tahun mendapatkan sekitar 16 poin sejak akhir bulan September lalu. Kemudian swap kawasan Eropa masih tidak bergerak. Hal ini diungkapkan oleh Robin Brooks salah satu kepala ahli ekonomi dari Institute of International Finance. Intinya adalah para pedagang swap menaruh harapan tinggi pada AS sebagai pemimpin pemulihan perekonomian global.
Dari sisi lain beban bagi EURUSD hari ini sehingga kesulitan naik adalah jumlah kasus virus Corona kawasan Eropa yang terus naik tajam. Walaupun sebenarnya kurva imbal hasil obligasi Treasury AS juga sedang dalam pelemahan. Bahkan yield Treasury AS itu menuju ke titik paling rendah yang terlihat November 2016 lalu.
Menjauh Dari Puncak Tertinggi
Melihat semua alasan tersebut, kenaikan pasangan EURUSD yang bangkit dari terendah pada 25 September di 1,1612 bisa langsung terhenti. Saat menjelang pembukaan pasar Eropa hari Senin (12/10) pasangan bergerak di sekitar nilai tukar 1,1818. Euro terus gagal mencetak kenaikan yang lebih tinggi dan menjauh dari puncak 1 September di sekitar 1,2011.
Walaupun sebelum EURUSD hari ini turun, pada pekan lalu pasangan mengalami kenaikan 0,98% dalam pergerakan sepekan. Alasan penguatan itu adalah adanya nada risk on di sekitar pasar ekuitas global yang mendukung bullish beberapa aset berisiko global. Pergerakan hari ini mungkin akan fokus ke data harga perdagangan besar Jerman. Kemudian pidato ECB Lagarde juga bisa diperhatikan.