EURUSD mempunyai potensi teruskan reli peningkatan minggu ini karena didukung oleh outlook pelemahan dolar Amerika Serikat AS selanjutnya.
Dolar AS sudah menurun tajam pada minggu awalnya karena tertekan oleh lelang obligasi 30 tahun AS yang sukses mendesak mengalami penurunan tingkat imbal hasil obligasi. Dan ini sudah membuat dollar AS jadi kurang memikat di mata investor.
Factor lain pelemahan dolar AS ialah angka inflasi untuk bulan Maret yang paling ditunggukan alami peningkatan tetapi peningkatan ini tidak sekitar sama seperti yang digembar-gemborkan sejauh ini.
CPI pokok ada dalam tingkat 1.6%, seperti yang sudah diprediksi dan masih di bawah sasaran the Fed sejumlah 2%.
Seterusnya kekuatan peningkatan EURUSD berkesempatan didukung oleh outlook dari petinggi Fed jika mereka akan menjaga suku bunga rendah dan ini sudah menolong memantapkan obligasi AS, khususnya pada pasar periode pendek.
Ketua Fed Jerome Powell menjelaskan di hari Rabu 14/4 jika bank sentra AS akan kurangi pembelian obligasi bulanannya saat sebelum memiliki komitmen untuk meningkatkan suku bunga, tetapi nampaknya tanggapan itu sudah diperhitungkan pasar dan dolar AS masih dalam penekanan jual.
Minggu ini Bank Sentra Eropa akan tinggalakan suku bunga referensi mereka di hari Kamis 22/4, EURUSD akan memperoleh sentimen pendorong positif jika ECB memutuskan suku bunga tetap sama tetapi memberi outlook positif pada ekonomi teritori euro.
Tapi, kebalikannya. EURUSD berkesempatan menurun jika ECB memberi sentimen yang lebih dovish pada ekonomi zone euro.
EURUSD mempunyai potensi kembali mengalami penurunan minggu ini jika kecemasan pada vaksinasi di teritori eropa makin meluas.
Karena J&J secara cepat memilih untuk tunda pengangkutan vaksin ke negara – negara Eropa karena jumlahnya peringatan untuk waspada pada pemakaian vaksin itu, sementara Eropa benar-benar bergantung ke vaksin dari J&J.
Penangguhan ini dapat membuat Eropa terlambat 3 – empat bulan untuk capai 70% dari komunitasnya telah memperoleh suntikan vaksin.
Factor pelemahan EURUSD yang lain ialah kecemasan vaksinasi itu mempunyai potensi kembali tingkatkan kasus baru di beberapa negara- negara di eropa, dan sudah pasti ini akan berpengaruh pada limitasi rutinitas lockdown di teritori itu dan mempunyai potensi lemahkan ekonomi di eropa.