Euro hari ini mengalami pelemahan ringan terhadap Dolar AS menjelang pembukaan pasar Eropa Senin (18/1). Dolar AS memang secara luas di pasar global mampu mencatatkan penguatan yang signifikan. Penyebabnya adalah kekhawatiran pasar yang membuat perpindahan dana dari aset berisiko menuju ke safe haven seperti Dolar AS. Kondisi yang terjadi ini juga membuat pasangan berhasil kembali mengunjungi titik paling rendah sejak 9 Desember lalu.
Beban Euro yang Berat
Beban pertama yang harus ditanggung oleh Euro hari ini adalah permasalahan di Italia. Dilaporkan pada hari ini PM Italia Conte akan menghadapi mosi tidak percaya di majelis rendah. Namun diprediksi dirinya akan mampu mengatasi masalah tersebut. Sementara itu voting hari Selasa pada Senat bisa saja akan menolak itu semua setelah ada kejutan dari mantan rekan Matteo Renzi.
Dari masalah lain, penambahan kasus di Kota Roma juga tampak menyebabkan pasar memilih menjual Euro. Dilaporkan ada penambahan kasus sampai 16 ribu dengan kematian yang juga bertambah. Lalu Amerika Serikat juga melaporkan penambahan kasus yang tinggi mencapai 200 ribu lebih. Hal ini membuat sebagian besar aset berisiko global dalam nada penjualan hari Senin ini.
Selain itu saham di AS dan Eropa dalam kondisi merah bersama beberapa saham Asia seperti Nikkei 225 dan ASX 200. Hal ini membuat indeks Dolar AS tampak mampu bergerak mengesankan dengan naik ke puncak paling tinggi 21 Desember. Keraguan pasar atas kebijakan dari Biden dan juga sikap hati-hati pasar membuat aset berisiko terus melemah.
Untuk arah Euro hari ini, tampaknya akan mendapatkan dukungan ketika ada pembicaraan antara Presiden ECB yaitu Lagarde bersama anggota Uni Eropa. Hari ini pasar AS juga sedang libur dan arah EURUSD berikutnya akan menunggu pembaruan sentimen risiko. Berita dana stimulus dari Biden juga akan ditunggu.