Saat sesi Asia masih berlangsung tadi pagi, pasangan mata uang GBPUSD hari ini terpantau mencatatkan penurunan. Poundsterling Inggris harus rela menjauh dari puncak paling tinggi dalam harian di 1,4150 menuju ke 1,4138 di hari Kamis (25/2). Dengan beberapa penurunan itu, secara luas pasangan masih berhasil naik dan tetap mempertahankan bullsih enam pekan tanpa jeda.
Dilansir dari media Daily Mail, menyampaikan saran kebijakan uang mudah pada anggaran Inggris pekan depan. Laporan itu tampaknya menjadi katalis penggerak GBPUSD hari ini. Sementara itu Kanselir Inggris yaitu Rishi Sunak beriap menjelaskan mengenai anggaran tahunan dan tampak sudah tidak takut pada masalah kenaikan pajak. Meski akan ada kebijakan yang bertujuan membantu pemulihan ekonomi.
Berpindah ke tempat lain, posisi mata uang Dolar AS secara luas di pasar tukar menukar mata uang sepertinya memang melemah. Sentimen pasar yang cenderung risk on membantu GBPUSD hari ini agar tetap dalam bias bullish meski tipis. Indeks Dolar AS beberapa waktu ini terus berjuang di sekitar level 90,0 yang menjadi terendah sejak 13 Januari lalu.
Fed Menolak Reflasi
Kemudian pendukung kenaikan GBPUSD juga datang dari komentar terbaru Ketua The Fed yaitu Powell. Dia menyampaikan penolakan pada ketakutan reflasi dan juga kenaikan suku bunga. The Fed tampak siap untuk terus mendukung ekonomi kecuali jika ada perlambatan yang kembali terjadi dengan dua indikator yaitu inflasi dan pengangguran.
Selain itu, laporan positif mengenai vaksin virus Corona bersama pertimbangan Presiden Biden untuk membeli microchip tampak membantu risk on pada beberapa waktu ini. Dana stimulus AS juga akan menjadi perhatian sepanjang pekan ini karena akan di voting Jumat besok. Berikutnya para pelaku pasar dan investor akan menanti pembaruan arah risiko. Selain itu laporan pra PDB Q4 dari Amerika Serikat juga akan menjadi perhatian.