GBPUSD hari ini tampak berusaha keras untuk bertahan dalam bias bullish yang lebih panjang. Pasalnya sampai menjelang pembukaan pasar Eropa di hari Selasa (12/11), pasangan berkonsolidasi di sekitar nilai tukar 1,3500 sampai 1,3530. Posisi Poundsterling yang bertahan ini diakibatkan oleh adanya beban dalam negeri yang cukup berat.
Pembuat kebijakan di Inggris mengatakan bahwa kondisi yang suram belum berakhir utamanya pada perekonomian akibat pandemi. Selain itu pergerakan mata uang Dolar AS juga tampak menggembirakan bersama dengan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury pemerintah AS.
Pandemi Di Inggris Masih Suram
Sebelumnya pemerintah Inggris memutuskan untuk memberlakukan lockdown nasional ketiga. Selain itu Menteri Keuangannya yaitu Rishi Sunak memberikan peringatan mengenai kondisi ekonomi di hadapan parlemen Inggris.
Kemarin Menteri Kesehatan yaitu Matt Hancock juga mengungkapkan agar pembatasan ini bisa lebih lanjut lagi. Sebab selama tujuh hari terakhir angka kematian di kawasan Inggris masih sangat tinggi sekali. Dilansir dari Sky News, perbatasan Inggris mewajibkan orang yang masuk untuk menunjukkan tes negatif virus Corona.
Melihat semua itu, kondisi ekonomi Inggris tampak jatuh dibuktikan dengan data ekonomi yang suram. Data mengenai pengeluaran konsumen dari Barclaycard jatuh sampai ke -2,3% dalam hitungan tahunan. Sehingga proyeksi ekonomi oleh pasar bisa membuat GBPUSD hari ini berubah arah menjadi lebih rendah lagi.
Dari AS, kondisi perpolitikan sepertinya belum stabil ketika Kongres AS akan voting dalam upaya pemakzulan Trump. Walaupun banyak dari para pelaku pasar dan investor yang tetap merasa senang dan optimis pada dana stimulus tambahan dari Demokrat. Arah pergerakan GBPUSD hari ini akan berusaha mencari petunjuk dari komentar para pembuat kebijakan BoE. Selain itu pembaruan berita mengenai stimulus AS dan virus Corona akan diperhatikan.