Pasangan mata uang GBPUSD hari ini terus mencatatkan penurunan yang lebih dalam lagi saat sesi Eropa mau di mulai hari Rabu (28/4). Pelemahan permintaan di sekitar Poundsterling Inggris telah mengirimkan pasangan menurun sampai ke titik paling rendah dalam harian pada nilai tukar 1,3870.
Aksi bearish Pound terjadi ketika telah berusaha untuk bisa melewati nilai tukar 1,3900. Namun upaya itu mengalami kegagalan dan justru GBPUSD hari ini dalam bias penurunan. Akibatnya pasangan juga telah menghentikan bias kenaikan selama tiga hari tanpa jeda yang sempat terjadi.
Dolar AS Naik Menjelang FOMC
Dibalik aksi penurunan, upaya pemulihan yang dibangun di sekitar indeks Dolar AS tampaknya menjadi penyebab utamanya. Sejak semalam, indeks Dolar AS terus mencatatkan kenaikan terbantu bias bullish imbal hasil obligasi Treasury AS. Kenaikan yield Treasury AS ini terjadi bersama dengan gejolak sentimen menjelang pertemuan FOMC.
Pada pertemuan ini, bank sentral AS diharapkan tidak akan mengubah kebijakan moneter dan program pembelian obligasi. Namun para pelaku pasar dan investor menaruh harapan pada tingkat inflais yang bisa terkerek cukup tinggi. Tentu saja ini akan membuat The Fed mulai memberikan dasar posisi untuk pengetatan kebijakan moneter. Meski sempat menolak ancaman inflasi.
Pidato yang akan disampaikan oleh Ketua Fed Powell pasca keputusan kebijakan moneter akan menjadi perhatian utama pasar. Jika memang Powell memberikan sinyal pengetatan kebijakan dan tapering, maka bisa mendorong Dolar AS kembali dalam kenaikan.
Meski begitu, GBPUSD hari ini juga bisa mempertahankan posisi agar bisa naik. Karena ekonomi Inggris terus membaik bersama pemulihan pasca pandemi virus Corona. Pemerintah mengatakan 25% warga usia dewasa sudah menjalani vaksin. Sehingga membantu program pemerintah untuk membuka lagi aktivitas secara total demi membantu ekonomi.