Senada dengan mata uang berisiko global, untuk Poundsterling hari ini juga mengalami pelemahan yang besar. Bahkan pasangan GBPUSD telah mencetak penurunan sampai 1,0% menjadi lebih dalma. Menghapuskan bias positif yang sempat dicapai tadi pagi. Tentu beban utama yang ditanggung oleh GBPUSD adalah masalah Brexit tanpa kesepakatan yang berpeluang terjadi. Kemudian risiko penutupan aktivitas lebih dalam dari PM Boris juga membuat kekhawatiran pasar.
Lockdown dan Brexit Beban Utama
Sebelumnya London dan juga Inggris Tenggara sudah dalam kebijakan lockdown 4 lapis. Meski begitu masih ada rumor yang menyebutkan PM Boris akan memberlakukan kembali penutupan yang lebih ekstrim. Untuk kejelasan masalah lockdown ini, pasar akan menunggu berita hasil pertemuan di ruang COBRA.
Sementara itu masalah Brexit, pada akhir pekan kemarin wakil pembicara dari Inggris dan Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan. Keduanya masih saja berbeda pendapat pada masalah perikanan dan persaingan. Sehingga atas hasil itu peluang Brexit tanpa kesepakatan menjadi terbuka sangat lebar sekali.
Dari masalah lain, Poundsterling hari ini sepertinya sedikit gembira ketika Kongres AS memutuskan meloloskan RUU dana stimulus ekonomi AS. Dana itu akan membantu memulihkan perekonomian yang hancur akibat pandemi. Namun optimisme itu tidak mampu bertahan lebih lama karena Brexit yang lebih dominan untuk hari Senin ini (21/12).
Pelemahan Poundsterling hari ini juga telah dikonfirmasi ketika beberapa aset berisiko juga turun. Kontrak berjangka S&P 500 kehilangan sampai lebih dari 0,50% sejak sesi Asia tadi pagi. Kemudian saham kawasan Asia juga kompak dalam bias bearish bersama mata uang AUD. Untuk pergerakan GBPUSD akan tetap fokus pada pembicaraan masalah Brexit yang tidak ada hentinya. Kemudian berita mengenai langkah lockdown dari PM Bors juga sangat ditunggu pasar.