Mata uang Dolar AS hari ini kembali dalam nada pelemahan setelah hari Kamis kemarin juga turun tajam. Saat ini indeks Dolar AS mencetak penurunan 0,20% menuju ke 90,65 menjauh dari tertinggi awal pekan kemarin pda 91,24. Sementara itu pada pekan sebelumnya indeks Dolar AS juga sudah mencetak penurunan yang sangat besar. Sehingga penurunan menjelang penutupan pekan ini mungkin memang sudah menjadi sebuah trend.
Beban Dolar AS
Sementara itu pada hari Kamis kemarin Dolar AS harus rela menerima beberapa beban yang sangat berat. Dampaknya Dolar AS hari ini turun signifikan di sesi Asia Jumat (11/12). Kemarin data mengenai klaim pengangguran AS memberikan indikasi bahwa ekonomi AS sangat membutuhkan dana stimulus. Gelombang kedua pandemi telah melukai pasar tenaga kerja dan membuat ekonomi semakin lambat lagi.
Kemudian, Reuters sempat memberitakan bahwa Menteri Keuangan AS yaitu Steven Mnuchin mengatakan pembicaraan dana itu sudah banyak kemajuan. Sehingga peluang disepakatinya dana stimulus itu semakin besar dan membawa Dolar AS hari ini menjadi lebih lemah. Banyaknya uang yang beredar akibat dana stimulus akan membuat nilai dari Dolar AS itu sendiri akan turun.
Pelemahan Dolar AS beberapa waktu ini juga mengabaikan rilis kebijakan moneter dari bank sentral Eropa kemarin. Padahal kebijakan dari pemilik mata uang Euro itu biasanya mampu menjadi dorongan bagi mata uang Dolar AS. ECB memutuskan untuk mendorong program pembelian aset menjadi lebih besar lagi sambil prihatin kenaikan Euro.
Dari dalam negeri, bank sentral AS sepertinya tidak mau melakukan perubahan kebijakan dan mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang lama. Paling tidak sampai harga mengalami kenaikan di atas target yang ditetapkan The Fed. Sementara itu untuk arah indeks Dolar AS selanjutnya akan mengawasi kondisi pasar ekuitas.