Cara Investasi Saham BCA dan Peluangnya

Saham BCA merupakan salah satu saham yang banyak dipilih investor. Jika kamu seorang investor pemula dan ingin mengetahui cara investasi saham BCA, kamu wajib baca artikel berikut ini.

Saham BCA termasuk ke dalam saham bluechip, yakni berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi baik dan sudah terbukti bertahan dengan segala kondisi ekonomi. 

Saham BCA dengan kode emiten BBCA ini dikenal memiliki prospek yang menjanjikan karena grafiknya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Karena itu, banyak investor ingin investasi saham BCA yang memiliki kode emiten BBCA tersebut.

Nah, bagaimana cara investasi saham BCA dan peluangnya? Jangan khawatir, investasi saham BCA kini mudah dilakukan melalui aplikasi. Begini caranya!

Cara Investasi Saham BCA

Berikut ini cara mudah investasi saham BCA untuk kamu yang baru saja ingin memulai investasi saham. 

1. Buat Akun Sekuritas

Langkah pertama investasi saham BCA adalah dengan terlebih dahulu membuat akun di perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas ini, bukanlah perusahaan saham yang hendak dibeli, melainkan perusahaan perantara jual beli saham yang telah mendapat izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Investor bebas memilih perusahaan sekuritas sesuai dengan selera dan pertimbangan masing-masing. 

BCA sendiri memiliki BCA sekuritas. Namun, tidak berarti untuk investasi saham BCA harus melalui BCA sekuritas. Sebab, di perusahaan sekuritas lainnya pun investor tetap bisa memilih investasi saham BCA.

Setelah menentukan perusahaan sekuritas, investor bisa langsung mendaftar akun di perusahaan sekuritas dan sekaligus membuka rekening dana nasabah (RDN) yang akan digunakan untuk bertransaksi jual beli saham. 

Untuk investasi saham BCA, bank RDN tidak harus dari BCA. Pilihan bank bisa disesuaikan dengan keinginan investor.

Untuk syarat pendaftaran akun, investor akan diminta menyiapkan dokumen pribadi mulai dari KTP untuk warga negara Indonesia (WNI), Kartu izin Tinggal Terbatas (Kuras) dan paspor untuk warga negara asing (WNA) serta nomor pokok wajib pajak (NPWP), foto identitas diri dan swafoto dengan kartu identitas tersebut.

2. Setor Dana ke RDN 

Sebelum melakukan investasi saham BCA, langkah berikutnya investor terlebih dahulu menyetor dana awal di rekening dana nasabah (RDN). 

Dana di RDN ini nantinya digunakan untuk membeli saham BCA. Nilai minimal setoran awal di setiap bank sekuritas berbeda-beda.

3. Beli Saham BCA

Setelah menyetor dana di RDN, investor sudah bisa langsung memulai investasi saham BCA dengan melakukan pembelian saham BCA. Caranya, dengan mencari kode emiten saham BCA yakni BBCA di pencarian sekuritas.

Setelah mengklik BBCA, akan muncul data informasi statistik emiten BBCA mulai dari harga saham BBCA terbaru, harga saham beberapa waktu sebelumnya dan informasi lainnya.

Harga saham yang tertera menunjukan harga per lembar saham. Misalnya harga saham BBCA Rp7.925 maka harga BCA per lembar adalah Rp7.925.

Untuk investasi saham BCA, maka investor perlu melakukan pembelian. Perlu diingat, ketentuan membeli saham BCA adalah minimal 100 lembar atau satu lot. 

Kalau misalnya, investor ingin investasi saham BCA minimal satu lot atau 100 lembar, maka modal yang harus dikeluarkan investor adalah Rp792.500. Jika kurang dari harga itu, maka investor belum bisa investasi saham BCA. Begitu pun jika investor ingin membeli beberapa lot, maka tinggal dikalikan jumlah lotnya saja. 

Selanjutnya, investor tinggal memasukkan jumlah lot yang akan dibeli. Jika pembelian lot dan uangnya sudah sesuai, tinggal klik “buy” atau “beli” dan ikuti langkahnya hingga proses pembelian selesai.

Peluang Investasi Saham BCA

Investasi saham BCA menjadi salah satu pilihan banyak investor. Saham BCA mulai diperjualbelikan ke publik pertama kali pada 31 Mei 2000 melalui penawaran perdana saham (IPO) di harga Rp1.400 per lembar. 

Harga saham BCA ini terus mengalami kenaikan seiring berkembangnya perusahaan perbankan swasta tersebut.

Hingga Oktober 2021, harga saham BBCA ini sampai di angka Rp36.600 per saham. Kemudian BCA melakukan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:5 sehingga per April saat ini harga saham BCA senilai Rp7.925.

BCA juga telah beberapa kali melakukan stock split dengan rasio berbeda demi peningkatan jumlah saham yang beredar di pasaran. 

Stock split pertama saham BCA dilakukan pada 2008 dengan rasio 1:2 dari harga Rp7.200 per lembar menjadi Rp3.600 per lembar agar lebih terjangkau.

Setelah itu, harga saham BCA terus mengalami kenaikan bahkan hingga di angka terakhir Rp36.600 sebelum dilakukan stock split berikutnya. Peningkatan saham BCA ini seiring dengan kinerja keuangan bank swasta tersebut yang semakin bagus.

Saham BCA juga selalu masuk dalam indeks LQ45 yakni kumpulan saham terbaik di pasar modal yang dilihat dari tingkat likuiditasnya. BCA juga dikenal sebagai saham blue chip, yakni saham dari perusahaan dengan kinerja dan reputasi yang baik.

Selain itu, saham BCA juga masuk kategori perusahaan emiten yang memberikan dividen atau bagi hasil keuntungan yang tinggi. 

Sejak dimulai 2001 hingga 2021 kemarin, BCA rutin memberikan laba kepada pemegang sahamnya dari keuntungan bersih yang diterimanya dari tahun ke tahun.

Pada tutup buku 2021, BCA membagikan dividen tunai senilai Rp145 per saham dari laba bersih yang didapatkan sebesar Rp31,4 Triliun. Pembagian dividen BCA ini mengalami tren kenaikan di lima tahun terakhir.

Meskipun, investasi saham BCA menggiurkan karena menawarkan keuntungan investasi tiap tahunnya, tidak adalahnya setiap investor melakukan analisa terlebih dahulu sebelum membeli saham BCA.

Demikian, ulasan mengenai investasi saham BCA (BBCA), cara membeli dan peluangnya di pasar saham dari waktu ke waktu. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan dalam berinvestasi.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.