Ekonomi Jepang berkembang lebih dari yang diinginkan pada kuartal ke-4, perpanjang pemulihan dari krisis terjelek
Pemulihan kuartal ke-4 rupanya lebih kuat dari yang diinginkan, kata Masaki Kuwahara, ekonom senior di Nomura Securities.
Sepanjang satu tahun penuh yang dirundung virus corona, ekonomi Jepang kontraksi 4,8%, mengidentifikasi pengurangan tahunan perdana dari sejak 2009.
Ekonomi Jepang berkembang lebih dari yang diinginkan pada kuartal ke-4, perpanjang pemulihan dari krisis terjelek karena rebound dalam keinginan luar negeri menggerakkan export dan berbelanja modal.
Tapi pemulihan melamban dari kecepatan yang melejit di kuartal ke-3 , menggarisbawahi rintangan yang ditemui pembuat peraturan dalam menahan penyebaran virus corona tanpa hentikan pemulihan yang ringkih.
Ekonomi paling besar ke-3 di dunia tumbuh 12,7% tahunan pada Oktober-Desember, data pemerintahan memperlihatkan di hari Senin, mengidentifikasi peningkatan kuartal ke-2 beruntun dan melewati prediksi pasar rerata untuk peningkatan 9,5%.
Itu ialah pelambatan dari kenaikan 22,7% yang dikoreksi pada kuartal awalnya, saat ekonomi mendapatkan dorongan dari keinginan yang terkubur sesudah kondisi genting awalnya ditarik pada Mei.
Pemulihan kuartal ke-4 rupanya lebih kuat dari yang diinginkan, kata Masaki Kuwahara, ekonom senior di Nomura Securities.
Memang betul ekonomi alami kontraksi untuk tahun 2020. Tetapi itu semakin meningkat dari sejak musim panas, didorong oleh keinginan lokal dan external.
Konsumsi swasta, yang membuat lebih dari setengah ekonomi, naik 2,2%, melamban dari peningkatan 5,1% di kuartal awalnya tapi melewati prediksi pasar untuk peningkatan 1,8%.
Sebuah rebound global dalam rutinitas manufacturing memberi dorongan yang paling diperlukan export dan berbelanja modal, data memperlihatkan.
Keinginan external, atau export dikurangi import, menambah 1,0% point ke perkembangan PDB kuartal ke-4. Berbelanja modal tumbuh 4,5%, mengidentifikasi kenaikan perdana kali dalam tiga kuartal, data memperlihatkan.
Sepanjang satu tahun penuh yang dirundung virus corona, ekonomi Jepang kontraksi 4,8%, mengidentifikasi pengurangan tahunan perdana dari sejak 2009.
Ekonomi Jepang secara setahap bangun dari kondisi awalnya limitasi genting tahun kemarin karena kenaikan export.
Tetapi keputusan pemerintahan untuk berlakukan limitasi baru memulai Januari sudah posisikan peluang krisis kembali, mengaburkan prospect pemulihan yang ringkih.
Takumi Tsunoda, ekonom senior di Shinkin Central Bank Research, memprediksi pemulihan keseluruhan dari penurunan wabah jadi susah karena Jepang ketinggalan dari ekonomi barat dalam distribusi vaksin.
Keadaan itu membuat Jepang tidak dapat menghindar perkembangan negatif pada kuartal perdana, katanya.
Ada kemungkinan jika bakal ada transisi berulang-ulang dari infeksi virus corona yang menebar dan ditangani tahun ini, yang bermakna konsumsi mustahil sembuh pada kecepatan yang diinginkan.