Laporan Inflasi Tinggi, Dollar AS Terjebak Dilema

Indeks dolar AS (DXY) berhenti merosot pada level 103,50 dalam perdagangan sesi New York malam ini (14 Maret). Data inflasi AS yang kuat telah menghentikan penurunan kurs dolar AS yang terjadi akibat krisis perbankan AS kemarin, tetapi tidak mampu menjadi katalis reli yang signifikan.

Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat menunjukkan kenaikan data utama sebesar 0,4% (month-over-month) pada bulan Februari 2023, sesuai dengan ekspektasi. Namun, data inflasi inti meningkat sebesar 0,5% (month-over-month), sedangkan konsensus hanya mengantisipasi kenaikan 0,4% seperti pada periode sebelumnya.

Peningkatan laju inflasi AS dalam basis bulanan berakibat pada tingkat inflasi tahunan yang tetap tinggi dan jauh dari target The Fed. Tingkat inflasi tahunan utama kini berada pada 6,0%, sedangkan inflasi inti 5,5% (year-over-year).

Data-data ini menghadirkan dilema bagi Federal Reserve. Mereka dituntut untuk terus menaikkan suku bunga demi mengendalikan laju inflasi, tetapi kolapsnya tiga bank baru-baru ini mengungkap besarnya bahaya dari pengetatan moneter yang terlalu agresif.

Pelaku pasar saat ini mempertimbangkan apakah Federal Reserve dalam rapat FOMC mendatang akan menaikkan suku bunga lagi demi membendung inflasi, atau tak mengubah suku bunga demi meredam ancaman krisis perbankan yang lebih luas. Posisi indeks dolar AS sekarang menandakan kebimbangan pasar yang dapat berkembang menjadi pergerakan sideways dalam jangka pendek. Para analis menyampaikan pendapat berbeda-beda.

Analis dari Goldman Sachs, Barclays, dan Wells Fargo menyinyalir The Fed tidak akan menaikkan suku bunga, kecuali jika kondisi pasar keuangan membaik dalam sepekan ke depan. Analis dari Bank of America dan JP Morgan mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga 25 bps.

“Inflasi harga konsumen tidak menunjukkan banyak tanda-tanda pendinginan dalam CPI Februari. Inflasi utama naik 0,4%, dengan indeks inti naik 0,5%. Dengan adanya waktu lebih dari seminggu hingga pertemuan FOMC berikutnya, masih ada kemungkinan kecil untuk kenaikan suku bunga 25 bps jika tekanan finansial mereda,” kata Sarah House, Ekonom Senior di Wells Fargo.

Beberapa analis lain memilih untuk memantau situasi terlebih dahulu. Sedangkan analis dari Nomura mengungkapkan opini paling kontroversial dengan memperkirakan The Fed bakal memangkas suku bunga sebesar 25 bps.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.