Obligasi dan Saham, Investasi Mana yang Lebih Menguntungkan?

Untuk menjawab pertanyaan, mana yang lebih menguntungkan, investasi dalam obligasi atau investasi dalam saham? Kita harus mengenal terlebih dahulu karakter dari tiap-tiap instrumen investasi, dalam kasus ini berarti investasi melalui saham dan obligasi.

Ada banyak faktor yang menentukan untung ruginya investasi, misalnya saja seberapa besar return atau imbal hasil, seberapa besar risiko yang dihadapi, berapa jangka waktu yang tepat untuk berinvestasi, likuiditas, dan masih  banyak lagi.

Dari banyaknya instrumen investasi, nyatanya obligasi dan saham adalah dua instrumen investasi primadona yang banyak diminati para investor. Sebab, kedua instrumen investasi ini memberikan jaminan dan keuntungan finansial di masa depan.

Meskipun sama-sama menjamin keuntungan yang maksimal, mana yang lebih menguntungkan investasi dalam obligasi atau investasi dalam saham? Ini penjelasan singkatnya.

Obligasi dan saham adalah…

Obligasi merupakan surat utang atau surat pinjaman yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau korporasi di mana di dalamnya tertulis perjanjian pinjaman dana, bunga atau kupon yang akan didapatkan pemegang obligasi, dan jatuh tempo pelunasan utang tersebut.

Obligasi menjadi salah satu instrumen investasi yang menguntungkan di masa depan karena kamu sebagai pemegang obligasi dijamin akan mendapatkan pembayaran kembali pokok utang beserta bunga atau kuponnya.

Obligasi yang terkenal dan terpercaya saat ini adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Salah satu jenis obligasi dari pemerintah yang terkenal adalah Obligasi Ritel Indonesia atau ORI.

Sementara itu, saham adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan sebagian modal perusahaan atau korporasi dan berhak mendapatkan hak atas dividen dan keuntungan lainnya sesuai besar kecilnya modal yang disetorkan.

Saat perusahaan atau korporasi beroperasi dengan baik, sebagai salah satu pemegang saham kita akan mendapatkan dividen yang dibayarkan setiap periode. Sebaliknya, di saat perusahaan beroperasi kurang baik tentu kita juga akan menanggung risikonya.

Kini, membeli saham bisa dilakukan siapapun melalui bursa saham. Di Indonesia sendiri, kita bisa membeli sejumlah saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan mempercayakan sejumlah dana kepada perusahaan sekuritas. Adapun pembelian saham sendiri terhitung dalam satuan lot di mana satu lot setara dengan 100 lembar.

Perbandingan return obligasi dan saham

Profit dalam bentuk return atau imbal hasil adalah aspek yang paling penting sebagai bahan pertimbangan seorang investor akan berinvestasi. Baik obligasi maupun saham, keduanya merupakan instrumen investasi yang menjanjikan profit maksimal di masa depan. 

Namun, ada sudut pandang yang berbeda dari hasil return yang didapatkan melalui obligasi ataupun saham.

Obligasi akan menghasilkan return dalam bentuk bunga atau kupon. Biasanya, besarnya bunga atau kupon yang didapatkan telah ditetapkan di awal perjanjian di dalam surat perjanjian atau surat utang. Kabar bahagianya adalah kupon pada obligasi bersifat tetap dan lebih stabil dibandingkan instrumen investasi lain.

Selain itu, bila berinvestasi melalui ORI, maka kita bisa memperjualbelikan suratnya di pasar sekunder. Dengan begitu, kita berkesempatan mendapatkan capital gain.

Kendati demikian, saham dinilai berpotensi menghasilkan return dengan profit yang lebih maksimal dibandingkan instrumen investasi lainnya yang membuat banyak investor pemula tidak ragu berinvestasi melalui saham.

Return yang dihasilkan saham berbentuk capital gain dan dividen. Di mana kita akan mendapatkan keuntungan maksimal saat kita menjual saham tepat di momen harga saham tersebut sedang melambung tinggi. Sekalipun pada obligasi capital gain bisa terjadi, nyatanya besarnya profit capital gain pada saham jauh lebih besar.

Sementara itu, dividen yang akan dibagikan pada periode tertentu atas hasil kinerja baik perusahaan atau korporasi. Besaran dividen yang didapatkan pemegang saham yang satu dengan yang lain berbeda tergantung seberapa besar kepemilikan sahamnya. 

Namun periode pembagian dividen ini masih belum pasti. Belum tentu dalam satu tahun dividen perusahaan akan dibagikan. Biasanya melalui Rapat Umum Pemegang Saham akan ditentukannya kapan pembagian dividen. Sekalipun begitu, besarnya dividen biasanya terbilang cukup banyak.

Mana yang lebih berisiko, berinvestasi melalui obligasi atau saham?

Sebelum mengetahui mana yang lebih menguntungkan, kita harus mencari tahu terlebih dahulu mana yang lebih berisiko, berinvestasi melalui obligasi atau saham?

Pada instrumen investasi obligasi, kemungkinan terjadi gagal bayar cukup besar tergantung keberhasilan dan kinerja yang diberikan perusahaan atau korporasi tersebut. Bila yang terjadi adalah kinerja buruk yang berujung pailit atau kebangkrutan, maka kemungkinan dana yang kita pinjamkan juga akan hilang begitu saja.

Di saat pailit, risiko perusahaan tidak bisa membayarkan kembali pinjaman pokok dan kupon atau bunga cukup besar sehingga modal yang telah kita pinjamkan bisa hilang sebagian atau bahkan seluruhnya. 

Oleh karena itu, disarankan untuk membeli surat utang atau obligasi yang dikeluarkan pemerintah karena telah dijamin oleh undang-undang akan dibayarkan kembali pinjaman pokoknya dan kupon atau bunga.

Risiko lain yang akan kita hadapi adalah capital loss, yakni kondisi di mana kita menjual surat utang tersebut ke pasar sekunder, ada kemungkinan harganya justru jauh lebih rendah dibandingkan harga belinya.

Sama halnya dengan obligasi, ada sejumlah risiko yang akan dihadapi saat berinvestasi saham. Bahkan tingginya profit sejalan juga dengan tingginya risiko yang akan dihadapi nanti. Salah satu risikonya adalah likuiditas atau di saat perusahaan bangkrut. 

Di saat pailit, perusahaan akan membayarkan kewajibannya terlebih dahulu seperti mengembalikan dana pinjaman kepada kreditor. 

Apabila masih ada sisa dana setelah membayarkan seluruh kewajiban, maka sisa dana tersebut yang nantinya akan dibagikan kepada para pemegang saham. Bagaimana yang terjadi sebaliknya? Kemungkinan terbesar adalah tidak akan mendapatkan apapun.

Risiko kedua adalah capital loss yang terjadi akibat harga saham di pasar saham bersifat fluktuatif.  Bisa saja terjadi harga saham yang dijual lebih rendah dibandingkan harga belinya. Untuk itu disarankan bila ingin berinvestasi melalui saham sebaiknya untuk jangka panjang.

Mana yang lebih menguntungkan investasi dalam obligasi atau investasi dalam saham?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, cukup sulit dan memiliki perspektif yang berbeda setiap orangnya tergantung dari tujuan awal berinvestasi. Misalnya saja tujuan investasi untuk menjamin dana pensiun dan menyimpannya di tempat yang lebih aman, obligasi ada pilihan terbaik.

Sebab, investasi melalui obligasi mini risiko dan masa berlakunya jelas sesuai yang tertera pada surat perjanjian utang yang telah diterbitkan dan disepakati kedua belah pihak.

Namun, masa berlaku investasi saham tidak ada batasnya selama perusahaan tersebut masih beroperasi dengan kinerja yang baik. Masa berlaku investasi melalui saham hanya pada saat kita akan menjualnya saja.

Oleh sebab itu, saham menjadi instrumen investasi yang dipilih anak muda. SIfat investasinya yang agresif dan memberikan return yang lebih tinggi untuk jangka waktu investasi di atas 10 tahun. 

Jadi, tetapkan dulu tujuan investasinya untuk menetapkan instrumen investasi yang tepat dan terbaik sesuai kebutuhan.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.