Pasangan mata uang GBP/USD terjerumus lebih dari 0.8 % ke range 1.3875 di awal session New York ini hari 12/3.
Launching GDP Inggris dan beberapa data ekonomi lain pada session Eropa tidak berhasil mengangkat pound, sedang peningkatan yield obligasi AS malah menggerakkan relay bullish USD kembali.
Mengalami penurunan Saat Launching GDP Inggris Pound Semakin Murah
UK Office for National Statistics ONS memberikan laporan jika GDP berkembang -2.9 % Month over Month pada masa Januari 2021, lebih bagus dibandingkan harapan kesepakatan yang dibanderol pada -4.9 %.
Tetapi, perkembangan GDP dalam pangkalan tahunan malah televisi dari -8.6 % jadi -9.2 %. Walau sebenarnya, kesepakatan menginginkan pembaruan GDP tahunan jadi -7.8 % saja.
Saat itu, beberapa data ekonomi lain tidak kalah menyebalkannya. Neraca perdagangan Inggris lebih baik, namun tetap menulis minus lumayan besar untuk transaksi bisnis dengan Uni Eropa atau beberapa negara di luar teritori.
Data produksi industri dan manufacturing Inggris solid terjungkal di bulan Januari, masing-masing menulis perkembangan bulanan sebesar -1.5 % dan -2.3 % saja.
Pound menurun pada dolar AS, euro, dan yen Jepang dalam tempo beberapa saat sesudah publisitas beberapa data itu.
Namun, riset malah melihatnya sebagai kesempatan baik untuk beli. Poundsterling saat ini dipandang murah undervalued, sedang Inggris mempunyai potensi jadi salah satunya negara yang sembuh tercepat pasca-pandemi COVID-19.
Distribusi vaksin sudah memungkinkannya gagasan terang ke arah beberapa normalitas, meniadakan ketidakjelasan dalam gagasan pemerintahan Inggris untuk longgarkan limitasi sosial pada panas musim ini, kata Jordan Rochester.
Kami optimis jika distribusi vaksin berakselerasi di posisi yang sesuai dengan beberapa negara lain, tapi untuk saat ini, beda di antara AS dan Inggris benar-benar jauh.
Nomura memprediksi Amerika Serikat akan usai memvaksinasi seluruh orang dewasa di akhir Mei, sedang Inggris di akhir Juli, dan Uni Eropa di akhir September tahun ini.
Tetapi akselerasi program vaksinasi dalam sekian hari di depan memungkinkan Inggris capai sasaran bisa lebih cepat.
Hasil penelitian Nomura memperlihatkan poundsterling masih undervalued berdasar sudut pandang PPP Purchasing Power Parity, walau mata uang ini telah reli lumayan tinggi selama setahun 2020 kemarin.
Pendekatan PPP wajar dipakai dalam riset esensial untuk memandang prospect nilai ganti mata uang dalam periode panjang.