Disaat Dolar AS kembali menampilkan pelemahannya, harga emas naik membuktikan sifatnya sebagai aset safe haven. Kondisi itu terjadi saat sesi tadi malam dan bertahan sampai sesi awal Asia hari Selasa ini (29/9).
Harga emas mencatatkan kenaikan sekitar 0,25% menuju ke level harga 1,885 per troy ounce. Sementara itu tadi malam bahkan emas mengalami kenaikan yang sangat mengesankan sampai 1,1% ketika Dolar AS turun 0,40%. Lalu untuk sesi awal Asia tadi greenback masih melemah tipis 0,06%.
Pada hari Senin kemarin, Ketua DPR AS yaitu Nancy Pelosi mengatakan Partai Demokrat menyiapkan RUU paket stimulus lanjutan yang sudah ditunggu banyak pihak. Sayangnya Pelosi tidak mengungkapkan kapan voting pada RUU itu akan dilakukan. Dilansir dari Reuters, paket itu isinya dana sekolah, restoran, UKM, pekerja di penerbangan dan beberapa sektor bisnis lainnya.
Jika memang stimulus kembali digelontorkan tentunya bisa mendorong harga emas naik tinggi. Mengingat pada tahun 2020 ini emas sudah bullish 20% akibat dana stimulus ekstra besar dari pemerintah AS dan global. Sehingga nilai mata uang akan mengalami penurunan dan komoditas menjadi lebih mahal.
Menjelang Pemilu AS
Saat ini Dolar AS juga akan bergejolak mendekati pemilihan Presiden AS pada November mendatang. Hari Selasa ini Trump dan Biden akan melangsungkan debat perdana dan otomatis akan diperhatikan para pelaku pasar dan investor global. Apa yang disampaikan oleh kedua calon Presiden AS itu akan ditunggu dan tentunya bisa menyebabkan dinamika indeks Dolar AS kedepannya.
Sementara itu dalam jangka panjang bisa saja harga emas naik menjadi lebih tinggi lagi. Karena kebijakan ekstra longgar dari bank sentral menyebabkan dana berpindah ke aset tanpa imbal hasil seperti emas dan aset lainnya.