Pasar mata uang di kawasan Asia mengalami sedikit pulih pada Jumat (18/08), setelah mengalami penurunan signifikan selama minggu ini. Dalam konteks ini, Dolar AS mundur dari level tertinggi dua bulan, meskipun kekhawatiran terkait kenaikan suku bunga di AS masih ada.
Stimulus Lanjutan di China
Pasar regional didukung oleh prospek langkah-langkah stimulus lebih lanjut di China. People’s Bank of China (PBOC) menyatakan akan terus menyediakan likuiditas lebih banyak dan mendukung pemulihan ekonomi. Langkah ini memberikan optimisme kepada pasar.
Dampak Inflasi Jepang
Angka inflasi yang kuat untuk bulan Juli membantu yen Jepang naik sebesar 0,2%. Inflasi yang tinggi meningkatkan tekanan pada Bank of Japan untuk mempertimbangkan pengencangan kebijakan moneter.
Dolar Australia dan Won Korea Selatan
Dolar Australia mengalami kenaikan sebesar 0,1% dari level terendah sembilan bulan, didukung oleh optimisme terkait China. Sementara itu, won Korea Selatan yang sensitif terhadap suku bunga juga naik sebesar 0,1%.
Rupee India
Rupee India menguat 0,1%, namun tetap berada dekat dengan rekor terendah. Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan memicu spekulasi tentang kenaikan suku bunga oleh Reserve Bank of India.
Yuan China
Yuan China tidak mengalami pergerakan signifikan, tertinggal dari mata uang regional lainnya. Spekulasi tentang pemotongan suku bunga oleh PBOC minggu depan mempengaruhi kinerja yuan.
Dolar AS dan Kekhawatiran Fed
Dolar AS melemah dalam perdagangan Asia, mengalami penurunan sebesar 0,3%. Meskipun demikian, kekhawatiran terkait Federal Reserve (Fed) tetap ada. Data klaim pengangguran yang turun di AS dan risalah rapat Fed bulan Juli yang mendukung kenaikan suku bunga menambah sentimen pasar.
Sentimen Risiko dan Suku Bunga
Peningkatan atau kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dapat memiliki dampak buruk bagi pasar Asia. Kesepakatan antara yields yang berisiko tinggi dan yang berisiko rendah semakin menyusut, dan Treasury yields AS mendekati level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.
Pergerakan pasar mata uang Asia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan kebijakan moneter. Sentimen pasar global, data ekonomi, dan pernyataan pejabat bank sentral dapat dengan cepat mempengaruhi pergerakan mata uang. Para pelaku pasar perlu tetap memperhatikan perkembangan terbaru dan analisis teknis sebelum mengambil keputusan trading.