Ketika sesi Asia berlangsung hari Senin (26/4), pasangan USDJPY hari ini terpantau mengalami penurunan. Dengan aksi bearish ini maka pasangan terus menjauh ke titik yang paling rendah dalam harian pada 107,82 atau kehilangan 0,05%. Yen Jepang yang mendominasi pergerakan ini menggambarkan bahwa sentimen risk off terus kuat. Walaupun Jepang sendiri juga sedang dalam kekhawatiran status keadaan darurat akibat pandemi.
Ketika memberikan kesempatan negara bagian memberlakukan lockdown, para pembuat kebijakan menyampaikan pengumuman status keadaan darurat pada hari Minggu. Dilansir dari Kyodo News, pembatasan itu meliputi fasilitas komersial skala besar, taman hiburan dan juga bioskop. Walaupun masih banyak juga yang melanggar aturan dari pemerintah tersebut.
Pemberlakuan status ini akan berlangsung sekitar 17 hari sampai dengan 11 Mei mendatang. Sehingga diharapkan bisa menghambat penularan virus Corona yang cukup mengkhawatirkan. Aliran risk off pasar Asia saat ini mungkin juga disebabkan oleh India yang belum bertindak dengan keras.
Dibatasi Beberapa Optimisme
Tapi aksi USDJPY hari ini yang turun masih bisa dibatasi optimisme. Pasalnya Rusia, AS dan Arab Saudi bersatu memberikan bantuan kepada New Delhi. Sentimen semakin membaik ketika otoritas AS telah mencabut larangan pada vaksin dari J&J. Selain itu program vaksinasi yang masif juga dilakukan di Kanada dan blok Eropa. Sehingga meningkatkan harapan perbaikan kondisi terutama untuk Eropa.
Bersama aksi USDJPY hari ini yang turun, beberapa aset berisiko seperti Nikkei 225 juga kehilangan sampai 0,45%. Pergerakan berikutnya para pelaku pasar dan investor akan terus mengawasi bagaimana dinamika sentimen risiko. Sesi Eropa nanti siang akan ada data indeks ekonomi utama Eropa untuk Februari. Data pesanan barang tahan lama level dua dari AS mungkin juga akan menawarkan arah dalam jangka pendek untuk berikutnya.