Kenali Saham Investasi Jangka Panjang

Investasi saham dikenal sebagai investasi jangka panjang yang menawarkan keuntungan paling besar dibandingkan investasi lainnya. 

Untuk kamu yang memang memiliki tujuan investasi jangka panjang, maka investasi saham salah satu pilihannya. Namun, keuntungan ini tidak serta merta kamu bisa dapatkan jika tidak memilih saham yang tepat dan sesuai.

Karena itu, pilih jenis saham yang memang cocok sebagai saham investasi jangka panjang. Apa saja saham investasi jangka panjang? Berikut ulasannya.

Indikator Saham Investasi Jangka Panjang

Ada beberapa indikator yang menunjukan saham suatu perusahaan emiten cocok dijadikan saham investasi jangka panjang.

1. Saham yang Labanya Terus Meningkat

Indikator saham investasi jangka panjang yang pertama adalah saham dengan laba bersih yang didapat perusahaan emiten terus meningkat tiap waktunya. 

Meskipun peningkatannya tidak signifikan, tetapi bila konsisten naik setiap waktu, mengindikasikan bagusnya kinerja dan pengelolaan perusahaan.

Sehingga, saham tersebut bisa menjadi salah satu prospek investasi masa depan. 

Beberapa contoh saham perusahaan emiten yang konsisten meningkat dalam 10 tahun terakhir adalah BBCA (Bank Central Asia). BBRI (Bank BRI) dan ICBC (Indofood CBC Sukses Makmur).

2. Saham yang Rutin Memberi Dividen

Indikator saham yang tepat untuk investasi jangka panjang berikutnya adalah saham dari perusahaan yang rutin memberikan dividen (pembagian keuntungan bersih). 

Perusahaan yang memberikan dividen menunjukkan perusahaan memperoleh laba secara rutin dan memiliki kinerja yang baik.

Untuk mengetahui perusahaan emiten mana yang sering memberikan dividen, ada indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi atau dikenal IDX High Dividend (Hidiv) 20.

3. Saham dengan Kapitalisasi Pasar Besar

Saham investasi jangka panjang biasanya adalah saham dari perusahaan bonafit dan memiliki keuangan yang sehat. Salah satu indikator dari perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan kapitalisasi yang besar yakni di atas Rp100 Triliun.

Tak sulit untuk mengetahui perusahaan dengan kapitalisasi besar. Sebab, BEI mencatatkan lebih dari 20 perusahaan emiten ke dalam deretan saham dengan kapitalisasi pasar yang besar atau disebut dengan perusahaan big cap.

Beberapa contoh saham perusahaan big cap ini antara lain saham Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), PT Telkom (TLKM), Bank Mandiri (BMRI), Unilever Indonesia (UNVR), Astra International (ASII), dan lainnya. 

Jenis saham big cap ini cocok untuk saham investasi jangka panjang, khususnya bagi investor pemula.

4. Saham Emiten yang Kebal Krisis

Sebagai langkah terbaik memilih saham investasi jangka panjang adalah mempertimbangkan saham dari perusahaan emiten yang kebal krisis. 

Indikator saham tersebut adalah saham yang mencatatkan kinerja positif meskipun situasi ekonomi sedang tidak stabil, melambat, bahkan tengah mengalami resesi.

Saat saham perusahaan lain terkontraksi, saham yang kebal krisis ini biasanya tetap bertahan. 

Lalu apa saja saham perusahaan yang kebal krisis tersebut? Kamu bisa mengetahui dengan menganalisis kinerja laporan keuangan perusahaan selama ekonomi sedang anjlok mulai dari 1998, 2008 hingga 2020-2021 saat pandemi Covid-19 berlangsung. 

Amati kinerja perusahaan emiten satu dengan yang lain di satu sektor yang tetap bertahan.

5. Saham dengan Pergerakan Wajar 

Saham dengan pergerakan wajar juga dapat dipilih sebagai saham investasi jangka panjang. Ada beberapa jenis saham yakni saham lapis satu (blue chips) dan saham lapis dua.

Saham lapis satu dinilai memiliki volatilitas harga yang tidak terlalu tinggi. Perusahaan lapis satu ini memiliki fundamental sangat kuat sehingga tidak akan terlalu terpengaruh dengan gejolak pasar.

Pergerakan harga saham ini juga tidak terlalu fluktuatif sehingga dianggap sebagai saham paling aman untuk saham investasi jangka panjang. Contoh saham lapis satu antara lain BBRI, ICBP, TLKM, UNVR, GGRM, BBNI.

Sedangkan, saham lapis dua adalah saham yang pergerakan harganya cenderung fluktuatif dan tergolong likuid. Perusahaan saham lapis dua ini memiliki fundamental cukup baik, meskipun tidak sebaik saham lapis satu. 

Tetapi, bisa dijadikan sebagai saham investasi jangka panjang. Beberapa kategori saham lapis dua antara lain BBKP, BSDE, PWON, JPFA, LSIP, AISA dan PPRO.

6. Saham dengan Return on Equity (ROE) Tinggi

Indikator berikutnya dalam memilih saham investasi jangka panjang adalah saham dari perusahaan emiten yang memberikan Return on Equity (ROE) tinggi. Return on Equity dalam pasar saham merupakan jumlah pendapatan bersih perusahaan emiten dalam setiap jumlah dana investor yang masuk. 

ROE ini merupakan bagian parameter mengetahui perusahaan mampu mengelola permodalan dari investornya.

Jika nilai ROE tinggi maka perusahaan dinilai bisa mengelola modal investor dengan baik. Semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan, maka semakin meningkat reputasi perusahaan tersebut.

Namun sebaliknya, jika nilai ROE suatu perusahaan kecil, menandakan perusahaan tidak mampu memanfaatkan modal investornya dengan baik. Maka, jenis ini tidak cocok untuk saham investasi jangka panjang.

Untuk mengetahui nilai ROE suatu perusahaan, kamu bisa melihat laporan keuangan suatu perusahaan. Selanjutnya, lakukan perhitungan dengan rumus ROE yakni pendapatan bersih (Laba) dibagi dengan jumlah ekuitas dikali 100 persen.

Demikian, indikator saham yang bisa dipilih untuk saham investasi jangka panjang. Jika tujuan investasi kamu memang untuk jangka panjang, maka pertimbangkan indikator jenis investasi yang mendukung keuntungan maksimal untuk jangka panjang.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.