Saat sesi pertengahan Asia hari Jumat (14/5), pasangan USDJPY hari ini terpantau bergerak naik menuju ke sekitar nilai tukar 109,60 atau bertambah 0,10%. Para pelaku pasar dan investor dari Tokyo sepertinya sedang menyambut sentimen risiko yang sedang aktif saat ini. walaupun pandemi di Jepang masih belum ada perbaikan positif. Risk on hadir ketika CDC AS menyampaikan laporan terbarunya dan langkah Fed yang semakin surut.
Kyodo News mengatakan pemerintah ada rencana memberlakukan pembatasan aktivitas yang jauh lebih ketat. Khususnya lima prefektur yang sedang dalam keadaan darurat quasi state. Hal ini disampaikan setelah banyak tekanan agar ada respon yang jauh lebih cepat akibat virus yang lebih mudah menular. Ini menjadi beban tersendiri bagi mata uang Yen Jepang sepanjang sesi Asia.
Optimisme Mendominasi
Sementara itu optimisme yang membantu USDJPY hari ini melonjak adalah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC AS). Dilaporkan bahwa otoritas kesehatan itu memerintahkan mulai melepaskan masker bagi warga yang sudah menyelesaikan vaksinasi sesuai aturan.
Otomatis hal tersebut memicu optimisme pasar karena menilai kondisi ekonomi bisa segera membaik pasca Corona. Fed juga mengatakan tidak ada perubahan kebijakan, kecuali jika ada beberapa data di bulan-bulan ini yang berubah signifikan. Tapi ada beban yang masih menghalau aksi kenaikan USDJPY hari ini seperti pandemi di India dan konflik Timur Tengah.
Bagaimanapun juga risk on masih sangat mendominasi dan membantu aset berisiko seperti indeks S&P 500 yang naik 0,20%. Sayangnya imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun justru turun ke 1,66%. Ini akan jadi penghalang kenaikan lebih tinggi. Berikutnya pasar akan menantikan data penjualan eceran AS yang disampaikan nanti malam. Sentimen konsumen Michigan juga akan jadi fokus.