Saat sesi awal Asia tadi pagi, pasangan mata uang USDJPY tampak berhasil bergerak dengan signifikan dan membuat nilai tukarnya terombang-ambing. Namun saat pertengahan sesi Asia, USDJPY hari ini kembali dalam fase stabil. Secara luas hari Rabu ini (3/3) pasangan bertahan di sekitar puncak paling tinggi dalam tujuh bulan. Tepatnya pada nilai tukar di 106,96 yang sempat dicapai hari Selasa kemarin.
Aksi pemulihan nilai pertukaran USDJPY dihubungkan dengan kondisi suasana hati pasar yang cenderung optimis. Suasana yang bergembira itu juga telah mengirimkan aset-aset berisiko global dalam aksi kenaikan yang mengesankan. Beberapa saham kawasan Asia bergerak menghijau bersama dengan kenaikan S&P 500.
Kemarin Presiden AS Biden menyampaikan komentarnya mengenai kemajuan vaksin virus Corona. Selain itu saat ini pergerakan imbal hasil obligasi global tampaknya telah mengalami penurunan. Sehingga pasar bisa kembali memasukkan dana mereka ke aset-aset yang dinilai berisiko termasuk ke pasar saham.
Ekonomi Jepang Masih Suram
Berpindah ke masalah lain yang membuat USDJPY hari ini turun, Yen Jepang sangat terbebani oleh kondisi ekonomi dalam negeri yang suram. Karena sektor jasa negara terus tertekan akibat pemberlakuan status keadaan darurat pada beberapa prefektur utama di Jepang. Data mengenai IMP sektor Jasa Jepang anjlok dalam musiman pada 46,3. Level yang berada di bawah 50,0 menjadi pertanda data itu dalam tekanan yang kuat.
Sementara aksi USDJPY hari ini akan menanti bagaimana dinamika pergerakan mata uang Dolar AS. para pelaku pasar dan investor akan menunggu laporan data mengenai ADP, IMP Jasa ISM dan juga Beige Book Fed dari AS nanti malam. Bagaimanapun juga penurunan obligasi turut membawa Dolar AS dalam ancaman pelemahan. Karena kemarin kenaikan disponsori oleh lonjakan pada kurva obligasi yang sangat tinggi.