Hari Selasa (9/2) pasangan USDJPY harus rela memperpanjang bais bearish selama tiga hari tanpa jeda. USDJPY hari ini mencatatkan pelemahan 0,03% menuju ke nilai tukar 105,15. Pasangan bahkan telah berhasil mengabaikan kebijakan terbaru dari PM Taro Aso. Dia memutuskan untuk merilis dana stimulus tambahan untuk bisa membantu perekonomian Jepang.
Pada sebuah pernyataan, PM Aso menyampaikan bahwa Kabinet telah mengambil keputusan merilis dana bantuan 1,1372 Milia Yen pada cadangan darurat. Ini menjadi salah satu upaya lebih panjang untuk mengatasi perlambatan akibat pandemi virus Corona.
Pasca kebijakan itu, USDJPY hari ini tampak masih saja dalam bias penurunan. Melihat hal ini pasar memprediksi bahwa penurunan lebih disebabkan oleh posisi Dolar AS yang lebih rendah. Karena indeks Dolar AS sejak pekan lalu terus dalam penurunan ke bawah level 91,00. Data ekonomi AS yang mengecewakan menjadi latar belakang anjloknya indeks Dxy.
Risk On Masih Bertahan
Sentimen risiko pasar sendiri sampai saat ini masih belum mengalami perubahan. Optimisme terutama datang ketika peluang dana stimulus terus meningkat. Pembaruan berita mengenai Senat Demokrat pada rencana dana stimulus juga membantu pasar.
Pasar juga cukup senang ketika adanya perbaikan langkah perdagangan global. Australia ingin adanya sebuah perjanjian trans altantik. Kemudian hubungan Inggris dan Uni Eropa juga mulai ada titik terang setelah memanas.
Aksi turun USDJPY hari ini mungkin lebih sulit dipahami karena risk on berlaku telah mendorong saham Asia naik. Nikkei 225 naik sampai 0,15% bersama kontrak berjangka S&P 500 yang hijau meski menjauh dari tertinggi. Berikutnya pasar akan terus mengawasi bagaimana dinamika pergerakan mata uang Dolar AS. Selain itu sepinya katalis penggerak juga membuat pasar hanya fokus ke dinamika sentimen risiko beberapa jam ke depan.