Di sesi awal kawasan Asia hari Jumat (16/4), pasangan USDJPY hari ini terpantau mencatatkan penurunan yang lebih dalam. Dengan aksi ini, maka pasangan terus mencetak bias bearish selama lima hari tanpa jeda. Meski sempat ada nada pembelian ketika sampai nilai tukar 108,61. Mata uang Yen Jepang menerima keuntungan setelah survei Tankan mengesankan bergabung dengan beberapa katalis lainnya.
Sentimen Positif Jepang
Sentimen dari para produsen Jepang terus menguat ke puncak dua tahun sesuai dengan jajak pendapat yang dilakukan Reuters. Hasil ini juga semakin membantu data optimis dari Jepang yang disampaikan. Walaupun begitu BoJ tetap saja akan melonggarkan kembali kebijakan jika memang dibutuhkan. Mengingat beberapa wilayah di Jepang kembali mengalami serangan pandemi yang mengkhawatirkan.
Kinerja USDJPY hari ini juga akan memperhatikan bagaimana hasil pertemuan Presiden Biden dan PM Suga nanti malam. Berdasarkan berita pembaruan, kedua negara ini akan melakukan pembahasan terkait permasalahan China. Selain itu pertemuan lain juga akan membahas maslah teknologi 5G yang bernilai sangat besar.
Memang sebelumnya sejak Kamis kemarin hubungan AS dan China terus memanas. Apalagi pertemuan hari ini jika memang AS dan Jepang membahas masalah China, maka bisa membuat hubungan semakin memanas. Bagaimanapun ini bisa menjadi katalis penggerak bagi USDJPY hari ini.
Pelemahan di sekitar Dolar AS beberapa waktu terakhir sepertinya telah mengabaikan nada kenaikan di sekitar imbal hasil obligasi Treasury AS. Pasalnya yield Treasury tersebut berhasil bangkit dari titik paling rendah sebulan terakhir. Sayangnya ini gagal membantu Dolar AS untuk mengambil alih pergerakan.
Padahal beberapa aset berisiko global juga sedang terpantau dalam kenaikan seperti Nikkei 225 melonjak 0,21%. Di susul oleh indeks S&P 500 yang juga masih bertahan di puncak. Berikutnya pasar akan menanti pertemuan AS-Jepang dan data sentimen konsumen AS.