Arah pasangan mata uang USDJPY hari ini tampaknya kembali dalam kenaikan yang cukup baik meneruskan momentum hari Jumat pekan lalu. Sejauh ini pasangan masih bertahan tepat di atas level teknis SMA 21 dalam harian. Kekuatan Dolar AS tampaknya sangat mendominasi dan memperpanjang bias bullish USDJPY untuk tiga hari tanpa jeda. Tapi momentum liburan di Jepang dan suasana yang sepi masih jadi pembatasan aksi bullish.
Ancaman Risk Off
Perlu diperhatikan, walaupun USDJPY hari ini bergerak naik karena optimisme, masih ada beberapa berita yang bisa memicu risk off. Di antaranya seperti gagalnya AS dan Iran untuk bisa mencapai kesepakatan. Selain itu juga ada laporan bahwa Korea Utara memberikan peringatan kepada AS yang bisa memicu kekhawatiran pasar.
Sementara itu Menlu AS, Antony Blinken memberikan klarifikasi atas kebijakan AS. Dia mengatakan bahwa tujuan utama langkahnya bukan untuk menahan, membatasi dan menekan China. Tapi ini semua agar bisa menegakkan tatanan yang pada dasarnya berbasis aturan.
Berpindah ke berita lain, pandemi virus Corona di kawasan Asia bisa menjadi penantang aksi USDJPY hari ini yang bullish. Berdasarkan laporan terbaru, Jepang telah mengalami penambahan kasus gejala parah yang paling banyak. Penambahan kasus harian di India yang mencapai 400 ribu juga bisa memicu penghindaran risiko yang kuat.
Ada juga laporan yang menyebutkan bahwa Presiden Fed Dallas, Kaplan memberikan sinyal tenang pemangkasan QE untuk pertama dibandingkan pembuat kebijakan yang lain. Ini seharunya juga bisa mendukung Dolar AS dalam kenaikan. Apalagi ada juga yang menyebutkan bahwa Menkeu AS, Yellen tampak mendukung rencana dana stimulus yang diajukan oleh Presiden Biden. Berikutnya para pelaku pasar dan investor akan mencari sinyal dari dinamika sentimen risiko global. Karena sepinya data ekonomi di sesi Asia Senin (3/5).