Pasangan mata uang USDJPY hari ini mengalami penurunan menuju ke nilai tukar 103,63 saat sesi Asia di hari Rabu (13/1). Walaupun sebagai aset safe haven penghindaran risiko, Yen Jepang tampaknya berhasil unggul di atas Dolar AS meski risk on berlaku. Sebab secara luas mata uang Dolar AS mengalami pelemahan yang sangat besar sejak Selasa kemarin.
Dolar AS mendapatkan beban yang berat ketika optimisme pasar terhadap dana bantuan dari pemerintah AS. Selain itu gejolak politik di pemerintahan AS mengenai pemakzulan Trump membuat pasar menjauhi mata uang tersebut.
Pandemi Global Masih Buruk
Pergerakan USDJPY hari ini mungkin juga mendapatkan katalis dari pembaruan berita tentang virus Corona beberapa negara termasuk Jepang. Pemerintah Jepang sepertinya akan meningkatkan pembatasan aktivitas setelah terjadi penambahan kasus positif yang besar.
Kyodo News mengatakan PM Suga akan menyampaikan pengumuman perluasan status keadaan darurat. Mengingat penambahan kasus sangat mengkhawatirkan dan kemarin juga telah memberlakukan syarat wajib negatif bagi orang Asing. Nikkei memberitakan mengenai revisi turun pada prediksi PDB dari BoJ yang dipangkas menjadi -5,5% dari prediksi awal yang berada di -4,7%.
Tidak hanya di Jepang, negara utama global termasuk Inggris dan Jerman juga melaporkan penambahan kasus yang besar. Bahkan sistem kesehatan kedua negara itu sudah di ujung tanduk kehancuran karena jumlah pasien meledak di semua rumah sakit.
Tentunya dengan kondisi pandemi yang juga masih suram di AS, akan menjadi tekanan tambahan bagi Demokrat agar mengeluarkan dana bantuan yang lebih banyak lagi. Hal itu bisa menjadi katalis penggerak tambahan bagi USDJPY hari in yang cenderung turun. Arah pergerakan selanjutnya mungkin akan mengawasi pidato dari PM Suga dan beberapa data ekonomi AS nanti malam.