Pasangan mata uang USDJPY hari ini bergerak menjadi lebih tinggi menuju ke nilai tukar 103,92 di sesi Asia hari Jumat (8/1). Dengan penguatan Dolar AS tersebut maka pasangan sejauh ini telah mencetak bias bullish 0,08%. Kenaikan ini juga berhasil mengirimkan pasangan menuju ke titik paling tinggi sejak bulan November 2020 lalu.
Jepang Keadaan Darurat
Katalis utama yang membantu USDJPY hari ini menjadi lebih tinggi adalah keputusan terbaru dari pemerintah Jepang. Setelah beberapa hari kemarin masih dalam pertimbangan dan mendapatkan tekanan, PM Suga akhirnya memutuskan Jepang dalam keadaan darurat pandemi. Berita ini secara langsung membawa Yen Jepang menjadi lebih rendah. Walaupun status itu hanya diberlakukan untuk empat prefektur yang mengalami penambahan kasus cukup besar.
Kenaikan USDJPY hari ini juga didukung oleh berita dari politik Amerika Serikat. Dikatakan bahwa Kongres AS menekan agar Presiden Trump mengundurkan diri dari jabatannya. Walaupun Wakil Presiden Mike Pence berusaha melindunginya pasca terjadi kerusuhan di Capitol Hill kemarin. Peluang dana stimulus ekonomi yang lebih besar tampak terbuka lebar
Saat ini optimsime masih harus melawan beberapa sikap yang pesimis. Pasalnya walaupun ada vaksin yang sudah semakin dekat disuntikkan, penambahan kasus global membuat para pelaku pasar dan investor merasa khawatir. Untuk Jepang sendiri, di Tokyo terjadi penambahan kasus pada Kamis sampai 2.447 dan akan ada lockdown yang lebih ketat lagi. Kondisi yang sama juga terlihat di Inggris dan juga AS.
Tantangan lain yang bisa menghalau kenaikan USDJPY adalah konflik antara AS dan China yang kembali panas. Namun secara luas pasar masih lebih memilih fokus ke dinamika politik AS yang sedang kritis. Untuk pergerakan selanjutnya pasar akan mencoba mencari petunjuk dari data AS nanti malam dan arah risiko.