Pasangan mata uang USDJPY hari ini dinilai berhasil mengabaikan katalis campuran yang membuat arah yang tidak jelas. Dolar AS mampu memanfaatkan kondisi ini dengan mencatatkan kenaikan 0,05% membawa pasangan terbang ke 105,45. Dolar AS berusaha mempertahankan bias bullish dan target selanjutnya adalah punca 20 Oktober lalu. Tapi kemungkinan sinyal stimulus ekonomi dari Jepang mampu membawa Yen dalam nada pembelian.
Dukungan lain yang berpeluang membawa USDJPY hari ini gagal bullish adalah data ekonomi Jepang. Pasalnya data pesanan mesin Jepang mengalami kenaikan menuju -11,6% lebih baik dari bulan sebelumnya di -15,2%. Sehingga aktivitas manufaktur di negara itu diharapkan terus mengalami pemulihan dan membantu ekonomi kembali tumbuh.
Pemerintah Jepang Memberi Sinyal Stimulus
Kemudian Yen Jepang juga bisa mendapatkan manfaat ketika ada harapan dari pejabat BoJ, pemerintah dan pimpinan politik Jepang. Mereka semua mengharapkan akan ada stimulus ekonomi yang lebih banyak lagi. Namun optimisme ekonomi global masih bisa membantu Dolar AS mendominasi pergerakan.
New Zealand lewat pejabat RBNZ terus memangkas peluang pemberlakukan suku bunga negatif. Hal ini juga senada dengan langkah dari bank sentral Inggris dan juga bank sentral Australia. Suku bunga yang ditahan menjadi pertanda bahwa ada harapan ekonomi bisa pulih tanpa harus memangkas kembali suku bunga.
Beban lain masih datang dari pandemi virus Corona yang memburuk untuk kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Meskipun sempat ada berita yang mengatakan Pfizer memperoleh hasil keefektifan vaksin mencapai 90%. Moderna juga berpeluang bisa membuat vaksin yang mirip. Tapi itu dinilai tidak bisa dengan cepat memperbaiki kesehatan global.
Pergerakan USDJPY hari ini mungkin akan fokus pada beberapa rilis data ekonomi AS. Setelah libur dari Hari Veteran, pedagang AS akan menghadapi data inflasi utama dan juga klaim pengangguran dalam sepekan.