Pasangan mata uang USDJPY hari ini terus memperpanjang momentum pembalikan korektif dari titik paling rendah harian menuju ke 103,80. Dolar AS berkinerja dengan positif selama sesi awal Asia hari Selasa (29/12) setelah mendapatkan beberapa dorongan positif. Salah satu pendukung utama adalah berita yang datang dari Kongres AS. Mereka memberikan dukungan atas permintaan dari Trump namun menolak permintaan pada masalah pertahanan.
Selain itu kenaikan USDJPY hari ini juga dikaitkan dengan optimisme yang terbentuk pada hari Senin kemarin. Pasalnya Trump secara mengejutkan memberikan tanda tangan atas RUU paket stimulus yang sudah dinantikan banyak orang. Hal itu memancing nada penjualan pada aset safe haven seperti Yen Jepang.
Sementara itu untuk dorongan hari ini datang ketika parlemen AS mengesahkan permintaan Trump atas cek yang lebih besar lagi. Berita ini memancing harapan bahwa ekonomi AS bisa segera bangkit dari perlambatan yang dipicu oleh pandemi virus Corona. Meskipun sebenarnya RUU pertahanan berupa kenaikan gaji bagi pasukan negara tidak disahkan.
Beberapa Ancaman Risiko
Selain itu tantangan USDJPY hari ini datang dari berita yang disampaikan oleh CNBC. Dikatakan bahwa ada pertanda ekonomi masih mengalami kesulitan terutama di China. Kemudian The Guardian juga mengatakan bahwa pemerintah Australia terus bergerak pada penyelidikan pandemi bersama WHO. Ini bisa memancing hubungan yang lebih panas antara China dan Australia beberapa waktu selanjutnya.
Namun meski ada risiko tersebut, beberapa aset berisiko naik mengkonfirmasi bullish USDJPY. Kontrak berjangka S&P 500 naik sampai 0,30% bersama yield Treasury AS menuju ke 0,94% dan mendukung Dolar AS. Untuk pergerakan lebih lanjut lagi para pelaku pasar dan investor akan menunggu pembaruan arah risiko global. Karena hari ini masih kurang sekali rilis data utama yang bisa menggerakkan pasar.