Setelah pembukaan pasar Asia hari Selasa (30/3), pasangan USDJPY hari ini tampak masih sangat stabil tidak menampilkan arah yang jelas. Pasangan bergerak di sekitar nilai tukar 109,80 dengan kisaran nilai tukar menukar yang sempat. Jarak yang berlaku adalah 109,72 sampai dengan batas atasnya 109,88.
Sebelumnya USDJPY sempat turun cukup dalam sampai menuju ke nilai tukar 109,37 hari Senin kemarin. Setelah semua itu, pasangan kembali melonjak sangat tinggi sekali karena pasar saham AS yang berkinerja mengesankan. Pada akhirnya pasangan naik sampai menuju ke nilai tukar 110 dan mundur kembali lebih rendah setelahnya.
Aksi USDJPY hari ini yang naik dihubungkan dengan penghindaran risiko pasar setelah ada risiko kerugian dari dua bank besar. Bank itu adalah Credit Suisse dan Nomura yang akan rugi besar akibat kegagalan pembayaran margin call oleh Archegos Capial, NY AS.
Yield Treasury Meningkat
Dukungan lain yang mengirimkan USDJPY hari ini melonjak adalah pembaruan arah imbal hasil obligasi Treasury AS dalam 10 tahun. Walaupun tidak tinggi seperti yang ada sebelumnya, saat ini yield masih bertahan di sekitar 1,71% dan membantu Dolar AS mendominasi pergerakan. Kenaikan ini dihubungkan dengan sikap menunggu pasar karena akan ada pembicaraan infrastruktur oleh Presiden Biden.
Penguatan mata uang Dolar AS beberapa waktu terakhir terjadi ketika adanya pandangan pasar bahwa suku bunga yang diberlakukan bisa menjadi lebih tinggi. Apalagi jika beberapa data ekonomi ke depan menampilkan hasil yang sangat positif. Untuk pekan ini pasar akan menantikan laporan data Non-Farm Payrolls yang juga digunakan untuk indikator pertumbuhan ekonomi. Data ini diharapkan akan bangkit sampai ke setengah juta lebih tinggi dari laporan bulan Februari kemarin. penguatan Dolar AS juga terjadi karena ekspektasi inflasi yang meningkat.