Saat sesi awal Asia hari Selasa (22/12), pasangan mata uang USDJPY hari ini tidak menampilkan pergerakan yang signifikan. Pasangan hanya bergerak dalam ruang sempit di sekitar 103,30 dan sepertinya akan bertahan lebih lama lagi.
Ada beberapa beban yang menyebabkan arah sentimen risiko di sekitar USDJPY tidak begitu jelas. Beban itu seperti masalah China, Rusia bergabung bersama berita varian baru dari virus Corona yang ditemukan di kawasan Inggris. Tapi harapan dana stimulus ekonomi virus Corona dari AS melawan semua pesimisme tersebut. Hari ini juga sangat sedikit sekali katalis data yang bisa menjadi penggerak pasar.
Mengenai konflik AS-China, pemerintah AS memberikan pengumuman larangan kunjungan pejabat China, termasuk anggota PKC dan beberapa barang hasil kerja paksa. Selain itu dilaporkan Kantor Keuangan AS mengalami pembobolan yang serius sesuai apa yang disampaikan Senator AS, Ron Wyden.
Beberapa Harapan Optimisme
Sementara itu hal yang bisa membantu USDJPY hari ini datang dari berita stimulus ekonomi AS. Kongres AS telah mengambil voting untuk stimulus $900 Miliar dan RUU Pengeluaran Omnibus yang senilai $1,4 Triliun. Dengan itu semua maka para pembuat kebijakan AS bisa mengakhiri tahun yang menyedihkan ini dengan hasil positif.
Di sisi lain, pesimisme yang menghambat USDJPY hari ini juga menerima dukungan ketika ada berita dari perusahaan pengembang vaksin. Perusahaan seperti BioNTech, bersama Moderna dan European Medicines Agency bergerak untuk mengatasi pandmei termasuk varian baru virus Corona.
Meski USDJPY cenderung stabil, namun beberapa aset berisiko dalam bias pelemahan yang kuat. Nikkei 225 kehilangan nilai yang besar tutun 0,70% dan kemudian kontrak berjangka S&P 500 turun ringan 0,10%. Selanjutnya pasar akan menunggu berita mengenai paket bantuan AS bersama dengan sentimen risiko global.