Di sesi awal Asia hari Senin (11/1), pasangan USDJPY hari ini tampak terus berusaha untuk bisa turun. Pasangan tampak berhasil bertahan di level yang tinggi di sekitar 104,10 yang dicapai pada pertengahan Desember tahun lalu. Dengan posisi yang lebih tinggi itu, secara otomatis pasangan berhasil mencatatkan kinerja yang memuaskan empat hari tanpa jeda.
Walaupun sebenarnya mata uang Yen Jepang berusaha memanfaatkan nada risk off yang berlaku di pasar keuangan global. Para pelaku pasar dan investor menaruh kekhawatiran tinggi pada pandemi virus Corona dan juga masalah AS dan China serta dana stimulus AS.
Fokus Ke Stimulus AS
Memang saat ini pasar global sudah bisa memprediksi akan ada stimulus ekstra besar ketika Demokrat menang pemilu 2020. Harapan dana stimulus itu semakin menerima dorongan yang baik setelah data ketenagakerjaan pekan lalu dilaporkan dengan hasil yang mengecewakan. Menjadi tekanan tambahan bagi para pembuat kebijakan agar merilis data stimulus dengan segera.
Sayangnya di tengah harapan itu, kekhawatiran terhadap serangan pandemi yang semakin ganas membuat semuanya menjadi tertahan. Politik AS ternyata juga sedang diguncang ketika ada pembicaraan dimana Demokrat akan mendakwa Trump mengenai serangan di Capitol Hill pada pekan lalu. Tentu ini akan menantang pergerakan USDJPY hari ini.
Konflik antara AS dan China juga dilaporkan berpeluang panas lagi. Setelah sanksi terhadap 8 perusahaan, pemerintah AS mungkin akan kembali memperbanyak daftar hitamnya. Nada risk off bisa terlihat ketika kontrak berjangka S&P 500 mengalami penurunan 0,20%. Para pelaku pasar dan investor global masih akan tetap fokus ke berita pembaruan mengenai dana stimulus ekonomi AS. Mengingat hari ini pasar Jepang juga sedang tutup dan perdagangan akan cukup sepi di sesi Asia.