Pasangan mata uang USDJPY turun cukup dalam menuju ke terendah dalam pergerakan harian hari Senin (30/11). Dominasi Yen Jepang itu berhasil mengirim pasangan menuju ke nilai tukar 104,05 meski ada beberapa hal yang akan membatasinya. Dukungan data setelah Jepang merilis data ekonom yang mengesankan dan pelemahan Dolar AS secara luas di pasar keuangan global.
Jepang merilis data mengenai penjualan eceran bulan Oktober dengan kenaikan 6,4%. Data itu sangat lebih tinggi dari prediksi awal yang berada di -7,7% dan membantu pasangan USDJPY turun sangat tajam. Sementara itu produksi sektor industri juga tumbuh ke -3,2% lebih baik dari prediksi awal di -14,5% dan laporan sebelumnya yang berada di -0,9%.
Risk On Masih Berlaku
Dominasi Yen Jepang bisa runtuh karena saat ini suasana hati pasar global sedang dalam posisi yang baik. Berita mengenai harapan persetujuan negara AS, Eropa dan Inggris pada vaksin meningkatkan peluang pemulihan ekonomi global. Selain itu beberapa saat yang lalu, China juga merilis data ekonomi dengan hasil mengesankan. Menjadi gambaran bahwa ekonomi utama Asia itu berhasil bangkit dari keterpurukan.
Tantangan lain yang bisa membatasi USDJPY turun adalah optimisme politik AS. Karena Joe Biden sebagai presiden terpilih terus meningkatkan harapan stimulus fiskal. Sayangnya Dolar AS kesulitan memanfaatkan momentum ini.
Beberapa aset berisiko global sepert kontrak berjangka S&P 500 bersama dengan saham Asaa mengalami kenaikan. Nikkei 225 naik sampai 0,40% bersama dengan risk on yang masih berlaku. Melihat apa yang sedang terjadi, sepertinya USDJPY hari ini bisa berusaha bangkit dari penurunan dalam. Namun pergerakan selanjutnya akan sangat fokus pada dinamika sentimen risiko global. Setelah data China, hampir tidak ada data yang mampu menjadi katalis penggerak pasar.