Nada pembelian terhadap aset safe haven Yen Jepang terus menguat dan pada akhirnya menyeret pasangan USDJPY turun saat sesi awal Eropa hari Selasa (27/10). Saat ni psangan masih berada di titik paling rendah dalam perdagangan harian di sekitar 104,75.
Penurunan USDJPY sepertinya terus berusaha diperpanjang ketika retracement dari keanikan sebelumnya di titik paling tinggi tiga hari terakhir di atas 105,00. Salah satu katalis yang membawa Dolar AS lebih lemah adalah adanya dinamika perpolitikan di Amerika Serikat. Pasalnya pasar melihat ekspektasi kemenangan Partai Demokrat menjelang pemilhan Presiden AS. Hal ini apda akirnya membuat Dolar AS lebih memilih defensif.
Aliran terhadap aset safe haven Yen Jepang memabwa USDJPY turun tajam ketika kekhawtairan masa depan ekonomi global meningkat. Banyak yang takut pemulihan ekonomi global akan terganggu setelah banyak enagra yang melaporkan kenaikan kasus gelombang kedua. Pemerintah global juga memberlakukan lockdown dan pembatasan aktivitas yang membuat ekonomi kembali dihentikan.
Kawasan yang mengalami penambahan kasus terburuk adalah Eropa. Negara-negara anggota saat ini sudah memberlakukan lockdown demi membatasi persebaran virus Corona. Negara abgian di Amerika Serikat juga melaporkan ekanikan kasus yang cukup besar dan mendoorng permintaan Yen Jepang lebih kuat dibandingkan Dolar AS.
Risk On Sedang Berlaku
Meskipun sebenanrya saat ini pasar global sedang dalam suasana risk on. Hal ini terlihat dengan kenakan pada beberapa aset berisiko seperti kontrak berjangka, Euro, Pound dan juga Dolar Australia. Sayangnya Dolar AS gagal memanfaatkan ini akrena indeks Dolar AS sendiri terbebani oleh penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS.
Arah pergerakan USDJPY turun selanjutnya akan menunggu rilis data ekonomi AS nanti malam. Data mengenai pesanan barang tahan lama dan sentimen konsumen akan diperharikan. Selain itu pembaruan virus Corona dan politik AS juga menjadi fokus utama.