Pergerakan pasangan mata uang USDJPY hari ini mencatatkan penurunan di sesi Asia Jumat (27/11). Mata uang Yen Jepang mampu mendominasi pergerakan ketika risk on kemarin menerima beberapa tantangan baru. Selain itu berita mengenai adanya stimulus virus Corona dari pemerintah Jepang juga sempat menjadi fokus.
PM Yoshihide Suga memberikan perintah agar memperpanjang skema pemberian kompensasi untuk perusahaan di kawasan itu yang masih mempekerjakan pekerja. Pada awalnya batas skema kompensasi itu sampai Desember. Namun dengan keputusan ini maka diperpanjang sampai Februari.
Bahkan dengan data indeks harga konsumen Jepang yang suram, USDJPY turun tidak memberikan respon apapun. Data itu menjadi pengukur seberapa besar inflasi harga ditengah konsumen Jepang. Penurunan data menjadi indikasi jumlah permintaan konsumen atas produk harian belum mampu meningkat.
Beban Risiko Hari Ini
Kemungkinan dukungan yang membawa USDJPY turun adalah beberapa masalah global yang sangat membebani sentimen risiko. Pasalnya dua negara rekan dagang utama yaitu China dan Aussie terus dalam perselisihan. China menambahkan beberapa sanksi tambahan karena Australia melangkah seperti apa yang dilakukan oleh AS yaitu memerangi China atau pandemi.
Beban risiko semakin berat ketika hubungan AS dan China juga dikhawatirkan kembali panas. Setelah 10 bulan kesepakatan perdagangan, keduanya belum menepati sepenuhnya semua poin yang ada. Sehingga banyak yang khawatir akan terjadi ketegangan kembali setelah beberapa bulan tidak ada berita pembaruan. Kemudian banyak juga yang khawatir dengan hubungan antara AS dan Iran pada masalah nuklir.
Namun masih ada faktor yang bisa mendukung USDJPY hari ini memulihkan diri. Optimisme itu adalah ketika Trump mengatakan bahwa AS akan mendapatkan vaksin pada pekan depan. Lalu banyak juga yang merasa optimis bahwa Joe Biden nisa mengatasi masalah pandemi di AS. Pergerakan selanjutnya mungkin akan fokus ke pembaruan arah risiko global.