Pergerakan di sekitar pasangan mata uang USDCNH hari ini mampu mengalami penurunan. Mata uang Yuan China hari ini mampu mematahkan dominasi Dolar AS dan menyeret pasangan lepas pantai menuju ke 6,7120 dari sebelumnya di 6,7135. Bahkan para pembeli mata uang Yuan China tampak mengabaikan pernyataan dari PBoC mengenai intervensi yang akan dilakukan dan juga data inflasi yang mengecewakan.
Beberapa saat setelah pasar China dibuka, bank sentral China atau PBoC memberikan pernyataan mengenai kebijakan moneternya. PBoC memutuskan untuk menyuntikkan dana Fasilitas Pinjaman Jangka Menengah satu tahun. Apa yang diambil oleh PBoC ini sesuai dengan beberapa komentar dovish sebelumnya. Selain itu juga senada dengan beberapa bank sentral global yang juga dovish seperti RBA, RBNZ dan juga BoJ.
Data Suram China Diabaikan
Sementara itu mengenai data China yang diabaikan Yuan China, data mengenai indeks harga konsumen turun sampai ke 1,7%. Data ini secara otomatis lebih suam dari prediksi awal di 1,8% dan laporan bulan sebelumnya yang berada di 2,4%. Sebelum data IHK, data IHP juga sangat mengecewakan pasar global. Data itu anjlok ke -2,1% lebih buruk dari prediksi awal yang hanya di -1,8%.
Walaupun data dalam negeri cukup mengecewakan, namun Yuan China hari ini tetap mendominasi memanfaatkan pelemahan permintaan Dolar AS. Salah satu beban yang dibawa Dolar AS adalah masalah stimulus ekonomi. Pasalnya Kongres AS untuk kesekian kalinya kembali gagal menawarkan dana stimulus ekonomi di tengah pandemi ini.
Meski Yuan China hari ini menguat, beberapa aset berisiko tampak dalam pelemahan. Kontrak berjangka S&P 500 mengalami penurunan 0,30% bersama dengan beberapa saham Asia. Dari kondisi ini dikhawatirkan dominasi Yuan China tidak akan bertahan lama. Mengingat aset berisiko global dalam pelemahan.