Dolar Naik, Presiden AS Cost Import Yang Masif Untuk China

Kebijakan baru dari Donald Trump kembali mencengangkan pasar dengan pengakuan polemis-nya. Hal ini diungkapkan pada saat kampanye yang berlangsung belum lama ini, Donald Trump mengutarakan kemauan untuk megakhiri jalinan dengan China dalam semua bidang.

Bahkan Presiden AS tersebut memberikan sejumlah ancaman yang mana akan dia terapkan dalam rezimnya ketika terpilih lagi menjadi presiden AS dalam pemilu yang akan berlangsung pada bulan November.

Sikap agresif dari presiden AS tersebut bukan yang pertama kalinya, hal ini untuk memberikan kepada China jelang berlangsungnya PEMILU. Bahkan dia akan beranji segera membuat keputusan bulat untuk mengakhiri hubungan dengan pihak China.

Salah satunya ancaman akan meningkatkan biaya import untuk beberapa barang yang didatangkan dari China dengan cara masif, selain Trump juga akan akhiri kontrak federal terhadap sejumlah perusahaan AS yang masih menjalin hubungan dengan China.

“ Kita harus membiasakan untuk tidak lagi bergantung barang-barang dari China dan harus segera membuat keputusan tidak lagi ada hubungan bisnis”.

Setelah rencana baru dari Trump bursa saham langsung dipenuhi dengan aksi jual untuk memastikan kelanjutan dari kebijakan Donald Trump.

Hal ini memberikan dampak sejumla perusahaan AS menaruh kepercayaan terhadap outsourcing pekerjaan terhadap China yang bertujuan mendesak cost produksi serta distribusi di pasar luar negeri.

Laju dari Indeks Dow Jones terkena dampak instan tergelincir sebesar 1.9 % sesudah pembukaan session New York dalam perdagangan hari ini, sedangkan untuk S&P500 mengalami penurunan yang drastis mencapai 2.5 %.

Beberapa mata uang high risk saat ini juga mengejar ekuitas. Pada saat berita ini dirilis, pasangan AUD/USD mengalami penurunan sebesar 0.75 % berada di posisi 0.7220-an sedangkan pasangan NZD/USD bergerak turun sebesar 0.8 % ke posisi 0.6630-an.

Pasangan GBP/USD dalam perdagangan hari ini juga mengalami penurun hingga mencapai 1.3 %, hal ini juga dipengaruhi kebijakan serta ancaman Donal Trump terkait No-Deal pada saat negosiasi setelah brexit antara Inggris dengan Uni Eropa.

Pasangan USD/JPY dalam perdagangan hari ini mengalami penurunan sebesar 0.3 % ke posisi 105.95. Yen mendapatkan support dari data GDP memasuki kuartal II/2020 yang lebih bagus dari harapan.

Dari laporan tersebut mencatatkan GDP mampu bertumbuh sebesar 7.9 % QoQ, mecapai 8.1 % hasil ini sesuai dengan yang diprediksikan dari beberapa ekonom.

Laju dari pasangan EUR/USD bergerak secara moderat dibandingkan gejolak dari berbagai pasangan mata uang komoditi.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.