Index dolar AS DXY terevisi sejengkap ke range 90.80-an dalam perdagangan ini hari 3/3. Pembaruan sentimen investor dan pengurangan yield obligasi US Treasury menggerakkan penguatan mata uang-mata uang high risk seperti dolar komoditi pada sesion Asia, tapi kembali kuat sesudah melalui tengah sesion Eropa.
Saat informasi dicatat di awal sesion New York, EUR/USD terlihat menurun seputar 0.15 % pada range 1.2072. AUD/USD dan NZD/USD yang sempat pernah muncul juga sudah kembali cetak performa harian negatif.
Pasar obligasi telah lama dikenali mempunyai keterikatan kuat dengan pasar forex dan ekuitas.
Tetapi, yield obligasi tiba-tiba jadi fokus perhatian penting trader forex dunia dalam beberapa hari akhir. Masalahnya USD kuat benar-benar cepat susul kenaikan yield obligasi pada waktu itu.
Keunggulan data ketenagakerjaan AS melebihi harapan, hingga menyebabkan meluasnya spekukasi sekitar inflasi yang akan naik dan bermacam resiko yang ditimbulkannya.
Berikut sebagai background penguatan dolar AS minggu kemarin. Namun, yield obligasi perlahan-lahan kering datang dari seputar 5.20% jadi 1.48% sesudah mengawali perdagangan minggu ini.
Akhirnya tindakan beli dolar AS juga terbatas dan momentumnya menghilang. Launching data ketenagakerjaan Amerika Serikat versus ADP hari ini kurang untung untuk USD.
Data ADP Nonfarm Employment Change untuk Februari 2021 menulis pengurangan peluang kerja dari 195k jadi 117k, meleset dibandingkan perkiraan awalnya yang sejumlah 177k. Di-launching mendekati publisitas data nonfarm payroll NFP, laporan ini jadi beban untuk USD.
Ketika yang serupa, beberapa riset menjelaskan jika mereka memprediksi Ketu The Fed akan kembali memperjelas loyalitas menjaga suku bunga sekarang ini dalam periode waktu yang lama.
Suku bunga akan dinaikkan secara setahap bila ekonomi telah sembuh dan sasaran-target Federasi Reserve sudah terwujud.
The Fed dengan pas lebih cemas mengenai kecepatan gerakan itu dibanding peningkatan dalam yield.
Tanggapan dari petinggi The Fed semestinya menolong menahan volatilitas di pasar global dan momen peningkatan yield dolar AS dalam periode pendek, ungkapkan riset dari MUFG pada catatan yang diambil Reuters.