Penurunan pada imbal hasil obligasi Treasury AS dalam tenor 10 tahun sepertinya telah berdampak positif ke mata uang berisiko global. Pasalnya sampai mendekati pembukaan pasar Eropa, pasangan EURUSD hari ini terpantau mengalami pemulihan signifikan. Pasangan mampu bangkit dari posisi yang paling rendah dalam pergerakan bulanan karena penurunan imbal hasil tersebut.
Untuk saat ini hari Selasa (9/3), Euro mencatatkan penguatan 0,12% melawan Dolar AS membawa menuju ke nilai tukar 1,1860. Sementara itu dari sisi lain, arah imbal hasil obligasi AS dalam 10 tahun tampak turun dari kenaikan ke puncak 12 bulan pada 1,62% menuju ke 1,57%. Ini secara otomatis membantu Euro untuk mendominasi dan membawa EURUSD hari ini pulih.
Dari sisi lain, ada berita yang menyebutkan dana negara China memutuskan melakukan aksi intervensi terhadap pasar saham. Langkah itu diambil sebagai upaya untuk bisa menahan penurunan dan secara tidak langsung juga membantu aset berisiko seperti Euro.
Kenaikan Masih Berisiko
Sayangnya aksi mengesankan ini tampaknya hanya bisa bertahan beberapa saat saja. Karena ada peluang imbal hasil untuk mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi. Dilansir dari Bloomberg, pendiri dari DoubleLine Capital LP yaitu Jeffrey Gundlach mengatakan yield Treasury harus sama dengan rata-rata PDB AS dan yield Jerman, sebuah proksi suku bunga pasar global. Dengan begitu, yield yang sama akan berada di sekitar 3% jika memandang pada prediksi yang berjalan dengan baik.
Tekanan yang bisa menghambat EURUSD hari ini juga datang dari faktor fundamental. Karena kawasan Eropa tetap dinilai sangat lambat dalam masalah vaksin virus Corona. Apalagi lockdown di beberapa negara utama juga masih diberlakukan. Berikutnya pasangan akan mencari petunjuk pergerakan dari data Neraca Perdagangan Jerman bersama PDB Eropa dan perubahan pekerjaan Q4 2020.