Mata uang Euro menguat sejak sesi pertengahan Asia tadi pagi melawan Dolar AS. Adanya pengaturan ulang arah risiko global sangat menguntungkan posisi Euro untuk mendominasi di atas Dolar AS. Namun banyak yang masih ragu atas kenaikan Euro yang lebih tinggi lagi. Karena adanya ekspektasi pelonggaran kebijakan yang lebih lanjut dari dari bank sentral Eropa.
Saat menjelang pembukaan pasar Eropa hari Senin (5/10) pasangan EURUSD mampu mencatatkan kenaikan 0,15% menuju ke 1,1730. Euro menguat bangkit dari terendah sebelumnya di 1,1706 saat sesi Asia mengambil nada positif yang juga terlihat pada pasar berjangka. Indeks S&P 500 mengalami kenaikan yang mengesankan awal hari sampai 0,65% ketika ada berita positif mengenai kesehatan dari Presiden Trump.
Optimisme yang Terlalu Awal
Dilaporkan dari dokter yang menangani kesehatan Trump bahwa dirinya sudah diperbolehkan pulang setelah pekan lalu dinyatakan positif virus Corona bersama istrinya. Hal ini memicu turunnya ketidakpastian politik AS. Meski begitu itu semua masih dianggap terlalu awal dan bisa runtuh lebih cepat.
Apalagi laporan medis menyebutkan oksigen Trump masih dalam fluktuasi dan sedang dalam penanganan menggunakan obat steroid. Tentunya masalah ini bisa mengancam Euro menguat saat ini untuk segera berbalik arah.
Terlebih lagi ada peluang ECB yang melonggarkan kebijakan menjadi lebih dalam lagi. Salah satu alasannya adalah data inflasi zona Euro yang sangat lemah di zona negatif. Contohnya adalah IHK yang turun ke hasil negatif sejak bulan lalu.
Dilansir dari Reuters, ECB kemungkinan akan lebih banyak lagi stimulus pada Desember mendatang. Program QE diprediksi juga akan diperpanjang lagi untuk membantu perekonomian kawasan tersebut. Program pembelian darurat di tengah pandemi akan mencapai 1,35 Triliun Euro. Langkah kebijakan apapun dari ECB akan menjadi penentu arah Euro selanjutnya.