Mata uang Poundsterling Inggris hari ini kembali dalam nada penjualan di hari Senin (31/5). Mata uang Pound harus rela memperpanjang pelemahan yang dibangun sejak hari Jumat pekan lalu melawan Yen Jepang. Dengan pelemahan ini maka pasangan telah merosot menuju ke nilai tukar 155,80. Padahal pada pekan lalu, pasangan GBPJPY telah bullish sampai ke puncak 2018 lalu. Walaupun pasar di sekitar Pound masih tampak hati-hati.
Katalis Penggerak GBPJPY Hari Ini
Salah satu laporan data yang mendukung penguatan Yen Jepang adalah data mengenai penjualan eceran yang membaik dalam basis tahunan. Meski basis bulanansuram pada -4,5% dari awalnya pada +1,2%. Kemudian pembacaan produksi industri awal untuk April mengalami penurunan menuju 2,5% dari awalnya pada 1,7%. Data itu masih lebih rendah dari harapan pada 4,1%.
Data campuran sebenarnya juga kurang baik bagi mata uang Yen Jepang itu sendiri. Namun bagaimanapun sentimen risiko menjadi pendukung dan memberikan beban bagi Poundsterling Inggris hari ini. Para pelaku pasar dan investor terus dalam spekulasi mengenai keadaan inflasi di Amerika Serikat yang bisa segera melonjak. Apalagi Presiden Biden juga terus memberikan desakan agar mengesahkan dana anggaran $6T.
Poundsterling Inggris hari ini masih memiliki peluang untuk membalikkan keadaan yang terjadi. Karena dalam negeri Jepang tetap dalam kekhawatiran yang kuat pada permasalahan pandemi virus Corona. Walaupun ada sinyal bahwa pemerintah Jepang siap melancarkan stimulus kembali.
Beban lain yang masih mengancam Pound adalah dinamika Brexit yang sampai sekarang belum ada kejelasan. Tapi momentum di sekitar indeks S&P 500 yang naik tipis sepertinya bisa menjadi penyokong bagi GBPJPY beberapa waktu mendatang. Berikutnya para pelaku pasar dan investor akan menantikan dinamika sentimen risiko. Karena pasar AS dan Inggris hari ini sedang libur dan membuat volatilitasnya jadi tipis.