Pasangan mata uang USDJPY berusaha untuk bisa mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi saat sesi Asia berlangsung di hari Rabu (25/11). Dolar AS menguat dan berusaha untuk bisa memulihkan diri dari catatan suram sebelumnya. Pasalnya saat sesi akhir AS semalam, pasangan justru mengalami penurunan sampai 30 pips.
Tadi malam Dolar AS mengalami pelemahan menjauh dari puncak tertinggi yang berada di 104,75. Padahal pada saat yang sama saham AS sedang mengalami kenaikan dan berusaha mencatatkan kinerja terbaiknya. Dukungan terhadap saham AS itu datang ketika adanya banyak kemajuan mengenai vaksin virus Corona.
Selain itu aktivitas bisnis AS juga mengalami perbaikan yang sangat signifikan. Sehingga meningkatkan harapan bahwa ekonomi AS secara keseluruhan bisa bangkit lebih cepat lagi. Politik AS juga terus menampilkan kepastian yang membuat para pedagang merasa sangat optimis. Sebab sejak hari Selasa kemarin, Trump memberikan tugas agar dilakukan transisi pemerintahan resmi ke Joe Biden.
Respon yang Terlambat
Sayangnya respon Dolar AS menguat baru terjadi di sesi Asia hari Rabu ini dan semalam justru mengalami pelemahan. Dilain sisi, sebagian besar aset berisiko global juga mengalami kenaikan yang sangat menggembirakan. Kontrak berjangka S&P 500 hari ini mengalami kenaikan bersama dengan imbal hasil obligasi Treasury AS. Tampaknya itulah yang membantu Dolar AS mendominasi pergerakan meski tidak begitu mendapatkan aksi lanjutan.
Dolar AS menguat 0,08% membawa pasangan menuju ke nilai tukar 104,52. Sementara itu pergerakan selanjutnya mungkin akan fokus ke rilis data utama ekonomi AS nanti malam. Ada banyak sekali data AS yang akan disampaikan seperti PDB awal Q3, klaim tunjangan pengangguran awal, pesanan barang tahan lama dan juga indeks PCE inti. Selain itu arah sentimen risiko juga akan terus diperhatikan.