USD/JPY Tersungkur Dari Posisi Tertinggi

Pasangan USD/JPY tersungkur dalam 4 session perdagangan hingga berlanjut sampai kemarin. Pasangan ini mengalami penurunan dari posisi level terbaiknya pada 14 September mengantar ke angka 106.16.

Penurunan tersebut mencapai harga paling rendah memasuki sesi penutupan perdagangan kemarin berada di harga 104.52.

USD/JPY belakangan ini sudah menggerakkan sinyal ke posisi oversold yang kuat serta oleh karenanya akan lebih bakik untuk memikir mengenai pembelian saat ini.

USD yang kurang bergaira pada JPY masih jadi tempat berlindung ternyaman buat investor waktu kemelut geopolitik global yang semakin memanas seperti saat ini.

Pasangan ini masih di bawah desakan meskipun mata uang AS kuat sesudah Federal Reserve AS memberitahukan kebijakan moneternya dalam perdagangan kemarin.

Keputusan The Fed Untuk Suku Bunga

The Fed kemarin sudah memastikan akan menjaga suku bunga untuk posisi historisnya yang palig rendah, dengan janji untuk mempertahankannya minimal sampai 2023.

Jalan pandemi COVID-19 tetap akan mengubah kebijakan bank serta bank sentra global yang lain.

Disamping itu, Jerome Powell menjelaskan dalam pertemuan persnya yang ikuti ketetapan bank jika sesaat ekonomi AS sembuh bertambah cepat dari yang diinginkan, pasar tenaga kerja masih dipengaruhi serta prospeknya tidak tentu.

Sedangkan jumlah pengangguran terus turun dari sejak musim semi tapi masih mencapai 8,4%. Walau kami memberikan dukungan terbaik perkembangan ini, kami tidak lupakan juta-an orang Amerika yang masih tetap menganggur, tegas Powell.

Petinggi Federal Reserve AS menjelaskan dalam rangkaian prediksi ekonomi 3 bulanan jika mereka mengharap untuk menjaga suku bunga sampai tahun 2023.

Pengakuan yang dikeluarkan sesudah pertemuan selama 2 hari, bank menjelaskan tidak meningkatkan cost hutang sampai inflasi sebesar 2% serta nampaknya cukup mampu untuk mencapai tingkat ini dengan waktu yang lama.

Pokoknya ialah forecast Federal Reserve memperlihatkan jika pembuat kebijakan tidak menginginkan inflasi meraih target tersebut sampai akhir tahun 2023.

Surplus perdagangan Jepang itu melebar memasuki bulan Agustus sebab pandemi menempa beberapa industri serta mengurangi permintaan customer.

Pengurangan export yang mencapai 15% dari tahun sebelumnya disertai dengan pengurangan import sebesar 20%, walau export ke China bertambah sebesar 5%.

Baik export serta import dengan Amerika Serikat mengalami penurunan lebih dari 20%, menolong pengurangan surplus perdagangan yang peka  sebesar 20% ke 373 miliar dan yen $3,5 miliar.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.