Menjelang pembukaan pasar Eropa hari Selasa (29/9) pasangan mata uang USDCAD turun menuju ke nilai tukar 1,3375. Sebelumnya Dolar Kanada mampu mendominasi pergerakan ketika Dolar AS harus terpaksa memangkas beberapa upaya pemulihan yang dibangunnya sejak sesi awal Asia. Namun meski begitu penurunan harga minyak mentah global yang merupakan produk utama ekspor Kanada dan lonjakan kasus virus Corona di Quebec menahan dominasi Loonie.
Pada hari Senin kemarin Quebec, Kanada melaporkan ada kenaikan kasus sampai di atas 750 dalam sehari. Hal ini memaksa pemerintah setempat memberlakukan pembatasan aktivitas yang cukup ketat untuk Quebec dan juga Montreal. Pembatasan itu termasuk penutupan tempat hiburan dan lokasi yang berpeluang memancing orang-orang berkumpul.
Minyak Mentah Terus Melemah
Lalu beban USDCAD turun juga datang dari posisi minyak mentah global yang masih mencatatkan penurunan. Pada minyak mentah berjangka WTI mengalami penurunan 0,55% sampai sesi awal Eropa dan mengirimnya menuju ke level harga 40,45 per barel.
Salah satu beban yang menyebabkan minyak mentah turun adalah kekhawatiran masa depan perdagangan AS dan China. Pasalnya South China Morning Post memberitakan mungkin hubungan kesepakatan dagang AS-China akan sulit.
Mengingat sampai Agustus kemarin China belum bisa memenuhi kuota pembelian sesuai permintaan dari AS. Bahkan pembelian produk itu belum mencapai sepertiga dari apa yang disepakati sebelumnya. Hal ini memicu kekhawatiran batalnya kesepakatan dagang kedua negara yang bisa memicu terhambatnya pemulihan ekonomi di tengah krisis pandemi.
Namun USDCAD turun bisa diperpanjang jika melihat kondisi arah risiko yang ada pada pasar ekuitas. Saham Asia dan saham berjangka AS mampu mencatatkan kenaikan meski ringan yang menggambarkan risk on. Untuk pergerakan selanjutnya mungkin akan menunggu kejelasan yang pasti dari arah risiko dan dinamika Dolar AS menjelang pemilihan Presiden AS.