Setelah pembukaan pasar Asia hari Kamis (7/1), pasangan USDJPY hari ini bergerak menuju ke nilai tukar 103,00. Mata uang Yen Jepang terus melakukan aksi penguatan membawa pasangan ke titik paling rendah 10 bulan terakhir. Pemulihan mata uang Dolar AS mengalami kegagalan walaupun saat ini kondisi Capitol Hill sudah membaik dan stabil.
Saat sesi awal Asia, para pendukung Trump dilaporkan melakukan serangan ke Gedung Capitol Hill. Mereka menyatakan penolakan dan menentang hasil pemilu yang membuat Trump kalah. Namun para pendukung itu berhasil diredam dan para pejabat AS sudah kembali ke gedung.
Tapi walaupun kerusuhan sudah selesai, Kongres AS tetap marah kepada Trump atas aksi dari para pendukungnya tersebut. Kongres AS akan berusaha agar Demokrat bisa segera ke Senat pasca Jon Ossoff mampu unggul dalam pemilu Georgia.
Menunggu Keputusan PM Suga
Sebenarnya USDJPY hari ini bisa terhibur kembali oleh dukungan dana bantuan dari Demokrat. Mengingat masalah kerusuhan tersebut sudah berakhir. Tapi sepertinya para pelaku pasar dan investor akan berhati-hati. Karena PM Suga akan memberikan pengumuman mengenai keadaan darurat di Jepang. Sementara itu Inggris juga masih dalam gambaran pesimis pada masalah virus Corona.
Walaupun USDJPY hari ini tampak diseret oleh risk off, justru aset berisiko global mampu mengalami kenaikan. Kontrak berjangka S&P 500 menghijau sampai 0,20%. Kemudian Nikkei 225 naik 1,30% diikuti juga oleh saham ASX 200.
Untuk arah pergerakan USDJPY selanjutnya mungkin akan menunggu pembaruan arah risiko global. Terutama pembaruan berita politik di AS akan ditunggu karena masih sangat tidak stabil. Kemudian keputusan dari PM Suga mungkin akan mampu menjadi katalis penggerak bagi mata uang Yen Jepang. Beberapa data ekonomi AS nanti malam akan menjadi perhatian.