Di sesi Asia hari Rabu (31/3), pasangan USDJPY mencatatkan aksi kenaikan yang sangat memuaskan. Pasangan mampu terbang sampai menuju ke sekitar nilai tukar 110,62 dan mengunjungi titik paling tinggi setahun terakhir. Salah satu katalis yang membantu kenaikan ini adalah perubahan arah risiko pasar yang menjadi optimis di sesi Asia hari ini.
Dolar AS menerima nada pembelian ketika pembicaraan dana infrastruktur oleh Joe Biden kembali meluas. Dalam sebuah pernyataan, Presiden Biden juga menegaskan agar langkah vaksinasi bisa dilakukan lebih cepat lagi. Namun ancaman yang menantang aksi USDJPY hari ini adalah risiko pembicaraan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Geopolitik Masih Panas
Geopolitik global masih tampak berkecamuk ketika Inggris terus menampilkan penolakan atas China. Selain itu PBB juga dinilai lamban dalam mengambil keputusan pada masalah rudal yang diluncurkan Korea Utara kemarin. tidak hanya itu saja, AS dan China juga masih sangat panas pada masalah Hong Kong dan juga masalah perdagangan.
Tapi semua risiko itu bisa sedikit dilupakan ketika imbal hasil obligasi Treasury AS dalam 10 tahun kembali naik. Meski beberapa waktu sebelumnya yield Treasury itu turun menjauh dari puncak. Bagaimanapun juga USDJPY hari ini tetap naik mengingat aset berisiko seperti indeks S&P 500 menguat membantu penjualan Yen Jepang.
Yen Jepang tetap dalam pelemahan karena sifatnya sebagai safe haven tradisional. Sehingga data dalam negeri mengenai produksi sektor industri mengalami pemulihan ke -2,6% dari awalnya di -5,2%. Data sisi data, Dolar AS juga menerima bantuan ketika data keyakinan konsumen CB memulihkan diri dan membuat indeks Dolar AS melonjak ke puncak November 2020 kemarin.
Berikutnya pasar akan menantikan ADP Ketenagakerjaan AS yang akan digunakan sebagai tolak ukur data NFP yang juga disampaikan pekan ini. Pidato Presiden Biden akan menjadi perhatian untuk sesi Eropa nanti sore.