Pasangan mata uang USDJPY hari ini kembali dalam nada penurunan ringan sekitar 0,05% menuju ke nilai tukar 105,04 saat sesi awal Asia hari Jumat (13/11). Mata uang Dolar AS masih sangat kesulitan untuk bisa menghentikan dominasi Yen Jepang sejak beberapa terakhir. Sebab harapan vaksin virus Corona meredup ketika kasus justru meningkat mencatatkan rekor harian di Amerika Serikat.
Katalis Hari Ini
Sementara itu dari Jepang, pemerintah melaporkan kenaikan kasus baru yang cukup tinggi. Bahkan di Jepang kasus harian juga mencapai rekor terbanyak sejak awal pandemi kemarin. Namun meski begitu, pada sebuah pertemuan PM Suga memilih menolak rencana lockdown nasional. Dia tetap memberlakukan lockdown lokal dan juga pembatasan kegiatan.
Padahal sebelum ketakutan pandemi meluas di pasar global, optimisme vaksin sempat membantu USDJPY untuk melonjak. Sayangnya ketakutan semakin meningkat dan meruntuhkan optimisme tersebut. Apalagi kemarin Fed Powell juga memberikan peringatan bahwa ekonomi saat ii tidak begitu optimis. Hal senada juga kembali disampaikan oleh Gubernur RBNZ dan mengatakan ekonomi masih memiliki risiko.
Dengan adanya komentar-komentar tersebut dan kondisi pandemi yang terus memburuk membuat aliran dana ke aset safe haven meningkat membantu USDJPY hari ini untuk turun. Meskipun beberapa aset berisiko masih belum menampilkan penurunan. Seperti pada kontrak berjangka S&P 500 yang cenderung berkonsolidasi di sesi Asia hari Jumat ini.
Sehingga pergerakan aset global termasuk USDJPY hari ini akan memperhatikan kemana arah sentimen risiko selanjutnya. Di tengah minimnya rilis data di sesi Asia, dinamika sentimen risiko tetap menjadi perhatian. Nanti malam AS akan merilis data sentimen konsumen Michigan dengan prediksi naik ke 82 dari laporan bulan sebelumnya yang berada di 81,8. Data ini akan menggerakan Dolar AS dalam jangka pendek.