Ketahui Jenis-Jenis Investasi Saham Sebelum Memulainya

Penting mengetahui berbagai jenis investasi saham sebelum memulai berinvestasi saham, karena setiap saham memiliki kategori dan jenis yang berbeda-beda satu sama lainnya.

Memahami jenis investasi saham akan memudahkan kamu memilih saham yang paling sesuai dengan kebutuhan investasi kamu, tujuan investasi, dan juga profil risiko investasi.

Apa saja jenis investasi saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) Berikut ulasannya.

Jenis Investasi Saham Berdasarkan Kepemilikan

1. Saham biasa (common stocks)

Saham jenis ini adalah saham yang biasa diperjualbelikan untuk transaksi saham. 

Investor yang memiliki jenis saham ini berhak mendapatkan dividen atau keuntungan dari pengelolaan perusahaan, mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta berhak atas penjualan aset perusahaan jika perusahaan bangkrut.

Namun, prioritas investor pada saham biasa ini ditempatkan di paling akhir dalam pembagian keuntungan jika perusahaan mengalami kebangkrutan. Sementara, kerugian maksimum yang ditanggung tetap sesuai besaran dana yang diinvestasikan.

2. Saham Preferen (Preferred Stocks)

Saham jenis ini adalah saham yang menempatkan pemiliknya sebagai prioritas. Berbeda dengan saham biasa yang menempatkan investornya sebagai prioritas paling akhir.

Prioritas yang diberikan saham preferen ini mulai dari berhak didahulukan dalam hal pembayaran dividen, berhak menukarkan saham preferen yang dimiliki dengan saham biasa. 

Kemudian, pemilik saham preferen ini mendapat prioritas untuk mendapat permodalan jika perusahaan mengalami likuidasi. 

Apabila perusahaan bangkrut, investor pada saham preferen ini juga akan tetap memperoleh imbal hasil sesuai dengan nilai sahamnya.

Jenis Investasi Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar

1. Saham Lapis Pertama

Saham lapis pertama ini atau saham blue chip adalah saham yang dikenal memiliki kapitalisasi pasar yang besar atau big cap di atas Rp10 triliun. 

Saham perusahaan yang tergolong blue chip ini adalah perusahaan besar yang dikenal luas masyarakat dan memiliki penghasilan yang stabil. Seperti Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), PT Telkom (TLKM), dan PT Unilever (UNVR).

Saham jenis ini menjadi pilihan masyarakat untuk investasi saham jangka panjang yang memiliki profil risiko konservatif. Investor tipe ini mengutamakan keuntungan dari dividen yang dibagikan secara rutin oleh perusahaan emiten tersebut.

Perusahaan blue chip ini biasanya memiliki fundamental yang kuat dengan kinerja keuangan sehat, mencetak laba yang besar, dan produknya dibutuhkan masyarakat luas.

2. Saham Lapis Dua

Saham Lapis Dua adalah saham yang memiliki kapitalisasi sedang antara Rp1 Triliun hingga Rp10 Triliun. Meski tidak sebesar saham blue chips, saham jenis ini juga menjadi salah satu incaran investor dalam berinvestasi saham.

Sebab, profit yang didapatkan juga tidak kalah menjanjikan. Saham yang masuk kategori lapis dua ini adalah perusahaan yang sedang dalam fase berkembang. 

Pertumbuhan kinerja perusahaan emiten lapis dua juga biasanya lebih agresif dibandingkan blue chips.

Sementara, harga saham lapis dua juga lebih murah dibandingkan saham blue chips. Karena itu, investor dengan terbatas biasanya mengincar jenis saham lapis dua ini dan mengharapkan keuntungan dari pertumbuhan kinerja perusahaan emiten tersebut.

3. Saham Lapis Tiga

Saham lapis ketiga adalah saham dengan kapitalisasi pasar yang kecil yakni di bawah Rp1 Triliun. Biasanya saham lapis ketiga ini sangat murah dibandingkan lapis dua.

Meskipun murah, saham lapis ketiga cukup berisiko untuk diinvestasikan karena pergerakan harganya dapat dimainkan dengan mudah oleh bandar yang memiliki modal besar atau biasa disebut saham gorengan.

Jenis Investasi Saham Berdasarkan Kinerja Perdagangan

1. Saham Blue Chip Stocks

Saham blue chips stocks adalah jenis investasi saham yang paling banyak dicari investor. Saham yang masuk kategori blue chip ini biasanya adalah perusahaan yang memiliki reputasi tinggi dan memiliki kapitalisasi pasar besar di atas Rp10 Triliun. 

Saham perusahaan blue chip ini mempunyai pendapatan stabil dan rutin dalam memberikan bagi hasil keuntungan atau dividen.

2. Saham Income Stocks

Saham income stocks adalah saham perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen periode sebelumnya. 

Perusahaan emiten yang masuk kategori income stocks ini biasanya perusahaan yang mampu menghasilkan pendapatan lebih tinggi tiap tahunnya. Sehingga, bisa terus memberikan dividen secara teratur dengan besaran lebih tinggi.

3. Saham Growth Stocks

Saham growth stocks adalah saham yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, meskipun perusahaan emiten tersebut bukan tertinggi dari sektor industrinya.

Ada dua macam saham growth stock yakni well known yakni saham yang mirip dengan blue chip dimana berasal dari perusahaan petinggi di sektor industrinya. 

Sedangkan, lesser-known adalah saham yang memiliki pertumbuhan tinggi meskipun bukan sebagai petinggi di industrinya.

4. Saham Speculative Stocks

Saham yang memberikan keuntungan tinggi tetapi memiliki profil risiko yang tinggi. Jenis saham ini memang menawarkan keuntungan tinggi, tetapi tidak konsisten memberikan laba secara konsisten.

5. Counter Cyclical Stocks

Saham yang memiliki kemampuan untuk tetap stabil meski di kondisi ekonomi sedang bergejolak. 

Jenis saham ini biasanya tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Ketika ekonomi sedang mengalami resesi, saham jenis saham ini cenderung tetap stabil, sehingga pendapatannya pun tetap stabil.

Itulah jenis investasi saham berdasarkan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Pilihlah jenis investasi saham berdasarkan tipe yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan kamu berinvestasi.

Leave a Comment

Copyright © 2024. All Rights Reserved. DailyFX.ID
Peringatan Resiko: Trading Forex adalah Bisnis berisiko tinggi, anda bisa kehilangan semua uang deposit. Jangan Pernah invest jika anda tidak siap untuk rugi. DailyFX.ID tidak akan menerima tanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai akibat dari ketergantungan pada informasi yang terkandung dalam situs web ini termasuk data, kutipan, grafik, link pihak ketiga dan sinyal beli / jual. Harap pelajari dan pahami sepenuhnya mengenai risiko tertinggi terkait dengan perdagangan pasar keuangan.